Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mendorong masyarakat untuk menggunakan varian solar jenis Dexlite guna mengurangi konsumsi solar bersubsidi. Ini setelah pemerintah memutuskan untuk mengurangi subsidi Solar sebesar Rp 500 per liter.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengaku pihaknya akan meningkatkan penjualan Dexlite untuk mengantisipasi kerugian yang diderita Pertamina, setelah adanya pengurangan subsidi Solar.
"Dengan solar subsidi dikurangi subsidinya harga boleh naik, kami harus ngebut penjualan Dexlite supaya kalau naik nanti nggak rugi," kata Bambang, di Terminal BBM Ujung Berung, Bandung Jawa Barat, Jumat (24/6/2016).
Bambang melanjutkan, saat ini konsumsi Dexlite pada 182 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mencapai 4 kiloliter (Kl) pada satu SPBU, dengan total kapasitas 72 Kl per hari. Dengan didorongnya konsumsi, Pertamina memperkirakan konsumsi Dexlite mencapai 1,5 juta KL.
"Dexlite 180 SPBU mengambil porsi solar untuk transportasi 18 persen, menarik Dexlite sebelumnya dipakai kendaraan pakai solar subsidi, misal kapal diatas 50 GT," ungkap Bambang.
‎Menurut dia, harga Dexlite yang saat ini dibanderol sekitar Rp 6.000 per liter masih bisa lebih murah. Ini jika pemerintah memberikan subsidi untuk campuran biodiesel sama seperti solar subsidi.
"Dulu saya sampaikan jual di bawah Rp 6.000 per liter fame-nya. Sama seperti subsidi, ternyata ESDM dan EBTKE nggak berwenang. Ke Menko, kata Menko melalui delapan kementerian," tutup Bambang.