Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki sejumlah katalis positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satunya tax amnesty atau pengampunan pajak. Bila pengampunan pajak ini dapat terealisasi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Head of Intermediary PT Schroder Invesment Management Indonesia Teddy Oetomo menuturkan, dana hasil pengampunan pajak tersebut diharapkan dapat menarik dana-dana yang ada di luar negeri sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga
Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai membaik maka berdampak positif ke pasar modal Indonesia. Namun pasar modal Indonesia mendapatkan dampak positif tahap kedua bila pengampunan pajak disahkan.
Advertisement
"Pasar modal akan dapat benefit step kedua. Karena kenapa? Uang kita repatriasi baik misalkan uang itu banyak sekitar US$ 50 miliar, pasar modal kita kapasitasnya tak cukup dan tidak suggest juga untuk convert jadi rupiah. Itu bahaya kalau rupiah sampai menguat akhirnya impor naik lagi, ekspor jadi bermasalah. Jadi benefit tax amnesty apabila uang itu kembali ke Indonesia dipakai untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia,” jelas Teddy saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (27/6/2016).
Baca Juga
Lebih lanjut ia menuturkan, pengampunan pajak tersebut sangat ditunggu oleh pelaku pasar. Meski langkah pengampunan pajak bukan hal baru di pemerintahan Indonesia, Teddy memberikan apresiasi terhadap langkah pemerintah Joko Widodo (Jokowi) untuk mendorong pengampunan pajak.
"Give credit pemerintah Jokowi. Sudah beberapa periode dalam pemerintahan disadari perlu dilakukan namun bukan hal mudah. Approve dan tidak approve itu lain cerita, level sudah respect yang dilakukan pemerintahan Jokowi," kata Teddy.
Saat ditanya mengenai dampak Inggris keluar dari Uni Eropa atau disebut Brexit, Teddy menuturkan sentimen tersebut mempengaruhi ekonomi dan pasar modal Indonesia. Hal itu mengingat pasar modal dan keuangan suatu negara juga dipengaruhi likuiditas global yang keluar masuk.
Ingin tahu apa saja keuntungan tax amnesty untuk pasar modal Indonesia? Bagaimana pilihan investasi di tengah kondisi makro ekonomi positif antara lain rupiah stabil dan BI Rate turun menjadi 6,5 persen?
Berikut wawancara Liputan6.com dengan Head of Intermediary PT Schroder Invesment Management Indonesia Teddy Oetomo: