Liputan6.com, New York - Harga emas menguat pada perdagangan awal pekan in seiring ketidakpastian usai keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa/Britain Exit atau disebut Brexit. Hal ini membuat pelaku pasar memburu aset investasi aman dan melakukan aksi jual saham.
Harga empas di pasar spot naik 1,5 persen dan sentuh level tertinggi US$ 1.335,30 per ounce. Harga emas naik 0,8 persen ke level US$ 1.325,46. Harga emas sempat reli 8 persen ke level US$ 1.358,20, dan mencatatkan kenaikan tertinggi pada Jumat pekan lalu.
Kenaikan harga logam mencapai 4,8 persen pada Jumat, dan terbesar sejak Januari 2009. Seiring hasil referendum Inggris memaksa aksi jual di aset berisiko antara lain saham dan pound sterling.
Baca Juga
"Ketidakpastian waktu negosiasi Inggris keluar dari Uni Eropa artinya membuat investor bertahan, dan membeli investasi yaitu emas dan dolar. Pound tetap tertekan, dan mengindikasikan aktivitas ekonomi hilang di level domestik," ujar Analis ETF, Martin Arnold seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (28/6/2016).
Sejumlah ahli dan analis juga memperkirakan bank sentral Amerika Serikat tetap mempertahankan suku bunga pada tahun ini menyikapi keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa/brexit. Goldman Sachs pun menaikkan prediksi harga emas seiring bunga acuan bank sentral AS tetap.
Harga emas sangat dipengaruhi perubahan suku bunga."Harga emas bakal tetap tinggi pada kuartal III seiring proses Inggris keluar dari Uni Eropa dimulai. Namun, harga emas dapat kembali turun pada kuartal IV karena ada pemilihan umum di AS dan bank sentral AS menaikkan suku bunga," tulis Macquarie.
Advertisement
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Ingin tahu dampak brexit dan tax amnesty ke Indonesia? Simak video berikut ini:
Â
Â
Â