Sukses

RI Cari Siasat Lobi Dagang dan Investasi dengan Inggris

Kementerian Perdagangan masih menghitung dampak Brexit terhadap kinerja ekspor Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mencari strategi baru untuk menjalin kerjasama perdagangan dan investasi dengan Inggris paska keluar dari Uni Eropa atau disebut Britain Exit/Brexit.

Lantaran Brexit semakin menimbulkan ketidakpastian ekonomi dunia, sehingga diperkirakan bergerak melambat seiring kecemasan investor.

Menteri Perdagangan (Mendag), Thomas Trikasih Lembong ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan, pemerintah Indonesia terus mengikuti perkembangan kondisi Inggris dan Uni Eropa setelah referendum Inggris beberapa waktu lalu. Skema ‘perceraian’ Inggris pun masih belum jelas.

"Ini baru referendum Inggris, bentuk persis dari pisah ini masih belum ketahuan, masih butuh perundingan antara pihak Inggris dan Uni Eropa. Variasi cerai ada yang pisah total, atau terpisah tapi masih berasosiasi. Detail ini perlu diuraikan di hari-hari mendatang," ujar dia di Jakarta, Selasa (28/6/2016).

Kemendag, sambung Lembong, masih mengalkulasi dampak brexit terhadap kinerja ekspor Indonesia.  Pemerintah perlu mendapatkan kepastian apakah Inggris masih akan menjadi pasar tunggal meskipun sudah berpisah dari Uni Eropa atau tidak.

Jika benar-benar keluar dari pasar tunggal, dia bilang, dampaknya akan sangat besar ke tarif ekspor impor maupun peraturan pabeanan dan cukai.

"Kita mesti memikirkan bagaimana merundingkan hubungan perdagangan dan investasi dengan Inggris secara terpisah dengan Uni Eropa. Tapi tidak akan mengganggu perjanjian Indonesia dengan Uni Eropa (CEPA) karena kita berkomitmen tetap mengadakan EU CEPA," ujar dia.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Ingin tahu apa dampak tax amnesy dan brexit terhadap ekonomi Indonesia? Simak video berikut ini: