Sukses

Perdagangan Lintas Perbatasan RI-Malaysia Akan Kembali Aktif

Malaysia merupakan mitra dagang terbesar ke-2 dan mitra investasi potensial di ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Malaysia menyepakati agar working group Border Trade Agreement (BTA) atau perdagangan lintas perbatasan kembali diaktifkan. Hal tersebut disepakati kedua negara dalam pertemuan The 2nd Indonesia-Malaysia Joint Trade and Investment Committee (JTIC) Ministerial Meeting hari ini.

Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan, Malaysia merupakan mitra dagang terbesar ke-2 dan mitra investasi potensial di ASEAN bagi Indonesia. Banyak sekali peluang yang bisa dilakukan untuk meningkatkan perdagangan di antara kedua negara.

"Setelah lama vakum, reaktivasi Working Group BTA ini merupakan salah satu hasil positif yang disepakati Pemerintah Indonesia dan Malaysia," ujar dia di Jakarta, Kamis (30/6/2016).

Thomas menjelaskan, pertemuan JTIC secara keseluruhan membahas berbagai isu bilateral di bidang perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Malaysia. Pada 2015, total perdagangan kedua negara sebesar US$ 16 miliar atau turun sebanyak 21,5 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Kedua negara menginginkan agar nilai perdagangan Indonesia dan Malaysia yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo dan PM Najib sebesar US$ 30 miliar bisa benar-benar terwujud di masa mendatang," kata dia.

Melalui forum pertemuan tingkat Menteri JTIC ini, diharapkan jaringan kerja antara pengusaha Indonesia dan Malaysia dapat menciptakan peluang bisnis, dan akses pasar potensial.

"Indonesia mendorong agar pada pertemuan JTIC ke-3 yang akan datang bisa dilakukan business engagement di antara kedua negara yang sifatnya government to business (G to B) sehingga apabila ada persoalan yang dihadapi pihak swasta dapat segera dicarikan jalan keluar," kata dia.

Selain reaktivasi BTA, Pemerintah Indonesia juga membahas isu pemalsuan produk Indonesia di Malaysia. Thomas mengungkapkan pemerintah Malaysia sangat mendukung penyelesaian kasus pemalsuan produk Indonesia.

"Malaysia juga setuju dilakukan investigasi lanjutan terhadap beberapa perusahaan Malaysia yang terlibat dalam kasus pemalsuan produk tersebut," ungkap dia.

Pada periode 2010-2015, tercatat total nilai investasi Malaysia di Indonesia mencapai US$ 8,9 miliar dan menduduki peringkat 5 berdasarkan negara asal investasi.

Lima besar investasi Malaysia di Indonesia ialah di sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar US$ 2,2 miliar, konstruksi sebesar US$ 1,7 miliar, tanaman pangan dan perkebunan US$ 1,6 miliar, industri makanan US$ 616,5 juta, dan industri kimia dasar atau produk farmasi US$ 267,1 juta. (Dny/Ahm)

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Ingin tahu bagaimana meraih keuntungan investasi di apartemen? Simak video berikut ini:


   Â