Sukses

Bos IMF: Donald Trump Bisa Bikin Ekonomi Global Terpuruk

Donald Trump mengutarakan beberapa usulan kebijakan melalui sebuah pidato di Pennsylvania pada akhir Juni lalu.

Liputan6.com, New York - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Christine Lagarde menilai usulan kebijakan bakal calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat memberikan pukulan besar terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Mengutip laman Huffington Post, Senin (11/7/2016), salah satu bankir terkenal di dunia ini juga meyakini kebijakan yang ditawarkan Trump hanya membuat keadaan lebih buruk. Apalagi, perekonomian global tengah terguncang dengan keputusan Inggris yang hengkang dari Uni Eropa.

Adapun Donald Trump mengutarakan beberapa usulan kebijakan melalui sebuah pidato di Pennsylvania pada akhir Juni lalu. Ada 7 usulan yang diutarakan Trump dan dia yakini dapat membantu pekerja Amerika.

Kandidat Partai Republik ini turut mempertanyakan kebijakan pemerintah yang mengecewakan para pekerja Amerika, sehingga banyak yang pindah ke negara lain.

Lagarde menilai kenaikan tarif dan peraturan perdagangan usulan Trump, seperti sebuah bencana.

Hal ini diperparah dengan usulan Trump lain yang ingin mengubah perjanjian perdagangan, seperti Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara.

“Saya seharusnya tidak berkata bahwa hal ini sebagai suatu bencana, karena kata bencana terlalu berlebihan, tapi saya harus mengakui bahwa hal ini akan berdampak negatif terhadap perkembangan dunia,” tegas Lagarde.

Trump sebenarnya bukan satu-satunya politisi yang mengkritisi perjanjian perdagangan AS. Politisi lain Bernie Sanders seringkali mempertanyakan perjanjian dagang Amerika Serikat dengan negara berkembang.

Selain itu, 3 poin dari 7 usulan Trump, sebenarnya pernah diajukan Hillary Clinton, kandidat presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat.

Faktanya, Trump satu-satunya kandidat yang berani memberikan pandangan baru tentang perdagangan di Amerika Serikat secara terang-terangan.

Beberapa janji kampanye pengusaha sukses ini, mulai dari menaikkan harga barang-barang impor China di Amerika Serikat, membangun dinding di perbatasan Amerika, dan mendeportasi lebih dari 11 juta imigran gelap di negara tersebut.

Lagarde menunjukkan bahwa pada masa lalu, Gerakan Protectionism dapat mengganggu perkembangan, mengurangi pemasukan, menyakiti pihak lain, bahkan dapat mempelopori terjadinya perang.

“Saya berharap kejadian di tahun 1914 tidak terulang. Dan saya berharap kita belajar dari sejarah untuk mengurangi dampak negatif globalisasi dan justru meningkatkan kegunaan dari globalisasi tersebut,” ujar wanita paruh baya ini.

Keprihatinan terhadap kemungkinan terjadinya perang dunia lain saat ini sedang memuncak mengingat banyaknya konflik regional di mana kekuatan global terlibat. (Aldo Lim/nrm)