Liputan6.com, Jakarta - Konsumsi batu bara dalam negeri meningkat 8 persen ‎pada semester I tahun ini dibandingkan periode yang sama di 2015, terpicu pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Konsumsi batu bara naik menjadi 25,52 juta ton dari sebelumnya 23,58 juta ton.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM Sujatmiko ‎mengatakan, kenaikan konsumsi terjadi di tengah penurunan produksi batu bara domestik. Pada semester 1 2016, produksi turun menjadi 101,2 juta ton dari periode yang sama di tahun lalu 143,68 juta ton.
Produksi batu bara tersebut berasal dari perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).
"Produksi batu bara Juni 2016 lebih rendah 30 persen‎ dibanding Juni 2015," kata Sujatmiko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (12/7/2016).
Menurut Sujatmiko, kenaikan konsumsi batu bara seiring beroperasinya beberapa PLTU dengan kapasitas besar. Seperti PLTU Celukan Bawang Bali yang berkapasitas 426 Mega Watt (MW), dan PLTU Cilacap berkapasitas 660 MW.
Baca Juga
Selain itu, kenaikan konsumsi batu bara dalam negeri disebabkan peningkatan produksi industri seperti semen.
"Domestik kenaikan disebabkan oleh listrik. Celukan Bawang, ekspansi Cilacap. Termasuk yang sudah jalan pun normal. Industri semen pun turut menyumbang peningkatan konsumsi batu bara. 80 persen listrik. 10 persen semen dan sisanya lain," beber dia. (Pew/Nrm)
Advertisement