Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Juni ini surplus US$ 900,2 juta. Secara kumulatif di semester I 2016, surplus perdagangan mencapai US$ 3,59 miliar.
Kepala BPS Suryamin, mengungkapkan nilai ekspor Indonesia di periode bulan keenam sebesar US$ 12,92 miliar dan impor lebih rendah dengan nilai US$ 12,02 miliar. Dengan demikian, kinerja perdagangan Juni ini mengalami surplus US$ 900,2 juta.
Baca Juga
"Realisasi surplus perdagangan Juni lebih tinggi dibanding surplus Juni 2015 sebesar 536 juta, lalu defisit Juni 2014 sebesar 288,3 juta; kemudian defisit lagi US$ 877,2 juta di Juni 2013, dan US$ 1,28 miliar di Juni 2012.
Advertisement
Sementara sepanjang Januari-Juni 2016, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 3,59 miliar karena nilai ekspor yang lebih besar dibanding impor masing-masing sebesar US$ 69,51 miliar dan US$ 65,92 miliar.
"Tertinggi lagi sejak pencapaian neraca perdagangan di periode semester I 2012 yang surplus US$ 510 juta, defisit US$ 3,3 miliar di 2013, defisit lagi US$ 1,1 miliar di 2014. Tapi surplus semester I 2016 ini lebih rendah dibanding surplus di periode yang sama 2015 sebesar US$ 4,47 miliar," jelas Suryamin.
Rincian surplus neraca perdagangan Indonesia di Juni US$ 900,2 juta, terdiri dari realisasi non-migas yang mencapai US$ 1,40 miliar, sementara migas masih mencatatkan defisit US$ 498,4 juta. Defisit migas berasal dari defisit minyak mentah US$ 17,8 miliar, hasil minyak defisit US$ 911,7 juta, dan gas surplus US$ 431,1 juta.
Sementara surplus US$ 3,59 miliar di periode semester I 2016, terdiri dari migas defisit US$ 2,12 miliar, sementara non-migas surplus US$ 5,71 miliar. Defisit migas berasal dari US$ minyak mentah defisit US$ 508,7 juta, hasil minyak defisit US$ 4,19 miliar, dan gas surplus US$ 2,58 miliar.
Laju ekspor di bulan keenam ini sebesar US$ 12,92 miliar naik 12,18 persen ketimbang realisasi Mei lalu. Jika dibanding Juni 2015 yang sebesar US$ 13,51 miliar, pencapaian ekspor Juni lalu masih terkontraksi 4,42 persen.
Ekspor minyak dan gas (migas) meningkat 23,92 persen dari US$ 960 juta di Mei lalu menjadi US$ 1,19 miliar. Sementara non-migas naik 11,12 persen dari US$ 10,56 miliar menjadi US$ 11,73 miliar.
Secara total, kata Suryamin, ekspor Indonesia ke berbagai negara masih turun 11,37 persen dari Januari sampai Juni 2016 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara ekspor non-migas di semester I ini turun 7,92 persen menjadi US$ 63,61 miliar.
Kinerja impor di Juni ini sebesar US$ 12,02 miliar naik 7,86 persen dibanding Mei 2016. Dibanding Juni 2015 sebesar US$ 12,98 miliar, nilai ekspor bulan keenam ini turun 7,41 persen.
Ekspor non-migas naik 9,07 persen, dan migas meningkat 1,02 persen. Sementara nilai impor mencapai US$ 65,92 miliar di Januari-Juni 2016 atau turun 10,86 persen dibanding periode yang sama 2015.