Liputan6.com, Jakarta - Pedagang masih pikir-pikir untuk menjual daging kerbau. Ini setelah pemerintah memberikan penugasan kepada Perum Bulog untuk mengimpor daging kerbau sekitar 9 ribu sampai 10 ribu ton dari India. Rencananya harga daging tersebut akan dipasarkan seharga Rp 60 ribu per kg.
Salah satu pedagang daging Agus Sutisna (46) mengaku, selama ini belum pernah menjual daging kerbau ke pasaran. Sebab itu dia masih menunggu sistem penjualan daging kerbau impor tersebut, akan lewat pengecer atau langsung ke masyarakat.
"Sistemnya bagaimana, apakah masuk feedloter atau bagaimana," kata dia kepada Liputan6.com di Pasar Kebayoran Lama Jakarta, Jumat (15/7/2016).
Dia menuturkan, kalaupun masuk ke pasar tradisional, pedagang biasanya akan melakukan uji coba. Lantaran konsumen juga masih terbiasa mengonsumsi daging sapi.
"‎Biasanya uji coba dilakukan di pasar tradisional, masuk (diterima konsumen) nggak-nya belakangan," imbuh dia.
Terkait rencana impor jeroan, pedagang juga belum memastikan untuk menjual daging tersebut. Alasannya, selama ini pedagang menjual jeroan lokal dan harganya juga lebih murah.
Sebagai contoh, jika paru impor dijual seharga Rp 75 ribu per kg, maka paru lokal harganya hanya Rp 60 ribu per kg.
"Sebetulnya paru ada tapi tinggi harganya. Rp 65 ribu ambilnya jual Rp 75 ribu per kg. Mending lokal Rp 60 ribu per kg, segar lagi. Karena impor beku," tukas dia.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, Perum Bulog telah mendapat penugasan impor daging kerbau sebanyak 9 ribu-10 ribu ton. Daging tersebut akan dipasarkan seharga Rp 60 ribu per kg.
"Jadi bulan ini masuk. Tepatnya masih belum. Tahap pertama 9 ribu sekian ton. Nanti dijual Rp 60 ribuan," ujar Djarot.(Amd/Nrm)
Respons Pedagang Bila Harus Jual Daging Kerbau dan Jeroan
Pedagang masih menunggu sistem penjualan daging kerbau impor tersebut, akan lewat pengecer atau langsung ke masyarakat.
Advertisement