Sukses

Ekonomi China Tumbuh 6,7 Persen pada kuartal II

China juga alami pertumbuhan investasi melambat lantaran pelaku usaha menahan diri hadapi prospek ekonomi yang lamban.

Liputan6.com, Hong Kong - Laju ekonomi China secara kuartal alami paling lambat dalam tujuh tahun sejak krisis keuangan pada awal 2009. Ekonomi China tumbuh 6,7 persen pada kuartal II dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Namun angka ini lebih baik dari prediksi survei CNN Money sekitar 6,6 persen.

"Saya pikir itu adalah kenyataannya, sedikit positif. Saya pikir banyak orang memprediksi pertumbuhan melambat, tetapi faktanya menguat tipis, dan itu tanda positif," ujar Edmund God dari Aberdeen Asset Management seperti dikutip dari laman CNN Money, Jumat (15/7/2016).

Berdasarkan survei CNN Money yang dilakukan ke ekonom, ekonomi China bakal turun menjadi 6,5 persen. Angka ini di antara target pemerintah sekitar 6,5 persen-7 persen. Sedangkan ekonomi China akan tumbuh melambat menjadi 6,3 persen pada 2017.

Selain itu, pertumbuhan investasi oleh perusahaan swasta yang menyumbang lebih dari 60 persen dari total investasi alami ke rekor terendah pada semester I 2016. Pertumbuhan investasi melambat menjadi 9 persen sejak Maret 2000.Hal itu lantaran pelaku usaha menahan diri menghadapi prospek ekonomi yang lamban dan ekspor melemah.

"Sementara kenaikan dalam penjualan ritel. Hal yang mengkhawatirkan perlambatan investasi. Mengingat pertumbuhan aset investasi tetapi, saya pikir pertumbuhan ekonomi masih melambat dalam satu tahun," ujar Tim Condon, Ekonomi ING untuk Asia.

Ada pun investasi properti telah mendorong ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Pertumbuhan investasi memacu permintaan produk dari semen dan baja.

Selain itu, kekhawatiran investor juga mereda. Sebelumnya investor khawatir adanya perlambatan lebih lanjut di China akibat dampak Inggris keluar dari Uni Eropa atau Britain Exit. Sebelumnya, ekonomi China tumbuh 6,9 persen pada 2015, dan angka itu paling lambat dalam 25 tahun. (Ahm/Ndw)