Liputan6.com, Surabaya - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mensosialisasikan manfaat dari program pengampunan pajak (tax amnesty) kepada 2.700 pengusaha kecil, menengah hingga kelas kakap di Jawa Timur. Presiden Jokowi meminta kepada para pengusaha untuk membawa pulang uang yang mereka taruh di luar negeri.
Bertempat di Convention Hall, Grand City, Surabaya, sosialisasi tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh seperti pemilik PT Maspion Alim Markus, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Keuangan Bambang P S Brodjonegoro, Ketua OJK Muliaman Hadad, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, serta Tim Komunikasi Presiden Johan Budi.
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan bahwa ekonomi Indonesia sedang menghadapi tekanan. "Saat ini semua negara sedang mengalami tekanan, termasuk juga Indonesia. Tekanan ini sangat dirasakan semua negara dan di sektor ekonomi pun mengalami penurunan. Kita lihat pertumbuhan ekonomi Tiongkok saja di bawah 10 persen," tutur dia.
Advertisement
Karena tekanan tersebut, semua negara berebut modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dana-dana segar sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.Â
Baca Juga
"Semua berkompetisi, semua bersaing. Inilah yang saat ini negara Indonesia hadapi, dimana semuanya bersaing, semuanya berlomba memberi pelayanan terbaik. Persaingan itulah yang mau tidak mau harus kita hadapi bersama," tegas Presiden RI ke 7 ini.
Jokowi pun meminta kepada para pengusaha yang memiliki dana di luar Indonesia untuk mengikuti program pengampunan pajak. Para Ia meminta kepada para pengusaha untuk memanfaatkan kemudahan yang diberikan pada program tax amnesty tersebut.
"Saya ingin membuka lagi bahwa kita ini hidup di Indonesia, mencari rezeki di Indonesia, bertempat tinggal juga di Indonesia, meskipun saya tahu ada yang punya aset di luar, saat ini negara memerlukan partisipasi," jelas dia.Â
Jokowi yakin bahwa program tax amnesty pada tahun ini bakal berhasil meskipun jika dilihat dari pengalaman, program yang sama selalu gagal dijalankan di Indonesia. "Kita pernah dulu tahun 1964 gagal karena ada peristiwa 1965. Tahun 1984 juga tidak berhasil, karena saat ini pajak adalah pelengkap APBN," kata dia.Â
Dengan yakin, ia mengatakan bahwa program ini bakal berhasil karena Indonesia saat ini berada di kondisi politik yang stabil. "Saat ini merupakan momentum eksternal sangat baik dan dukungan dari Dewan untuk Pemerintah sangat bagus sekali, maka momentum ini saya manfaatkan agar Amnesti pajak berhasil," ujar dia.
Sementara itu Alim Markus Bos Maspion Grup mengakui keberhasilan pimpinan Presiden Joko Widodo. "Saya sangat berterima kasih kepada bapak Presiden Jokowi, karena dengan adanya tax amnesty ini ekspansi bisnis bisa lebih besar," kata dia.