Liputan6.com, Jakarta - Saat bekerja di L’Oreal, saya dan bos saya, Philip Giles, pernah mengerjai anak baru yang bertanya, “Saya pakai baju apa nanti hari pertama kerja?” Kami pun iseng menjawab, “Bebas kok. Boleh pakai celana pendek juga.” Dan benar saja, anak itu memakai kemeja, jas, dasi dan….. celana pendek!” Cerita anak baru ini bisa saja berbeda kalau dia melakukan riset terlebih dahulu.
Saltum atau salah kostum bagi sebagian besar orang memang menjadi momok karena dianggap memalukan. Seperti saat awal masuk sekolah atau kuliah, bergabung dengan perusahaan baru pun kita akan bertemu dengan berbagai macam karakter.
Ada si iseng, si pelawak, si populer, si kaya, si pendiam, si pemarah, dan lain-lain. Tanpa riset dan adaptasi, salah-salah kita bisa jadi sasaran si iseng, jadi bahan olok-olok si pelawak atau si kaya, atau jadi bahan pelampiasan emosi si pemarah.
Advertisement
Baca Juga
Sepanjang hampir 20 tahun menjadi profesional, saya telah bergabung dengan beberapa perusahaan berbeda, di antaranya Bank Universal (Astra), Asuransi Astra Buana, British American Tobacco, Ericsson Indonesia, L’Oreal Indonesia dan BMW Indonesia. Di manapun saya berkarier, adaptasi selalu dibutuhkan saat masuk ke lingkungan baru.
Berikut beberapa tips yang semoga bermanfaat saat Anda bergabung dengan perusahaan baru :
Lakukan riset singkat
Cari tahu kultur yang sudah terbangun di perusahaan tempat Anda akan berkarier nanti. Tentu saja di era internet ini, semakin mudah mencari tahu segala hal. Sebagai contoh, L’Oreal misalnya, adalah sebuah beauty company asal Paris. Tentu saja perusahaan berharap karyawannya tampil rapi, kalau bisa fashionable.
Dengan melakukan riset terlebih dahulu, kita akan terhindar dari insidensaltum seperti yang dialami anak MT (Management Trainee) tadi. Di L’Oreal pun suasananya ramai, cenderung hiruk-pikuk. Kalau memanggil atasan cukup panggil nama saja, tidak perlu menggunakan kata ‘pak,’ ‘bu,’ ‘mister,’ atau ‘madam.’
Berbeda dengan L’Oreal, di kantor BMW yang merupakan perusahaan asal Jerman, suasananya hening sekali, cenderung serius. Memanggil atasan pun harus dengan salutasi. Saat menjabat sebagai Head of Marketing sekitar tahun 2003, saya pernah ditegur direktur saya saat salah seorang anak buah saya meminta tanda tangan,
“Din, saya butuh tanda tangan.” Saya memang meminta mereka memanggil saya dengan nama saja. Mendengar itu, direktur saya menegur saya, “Did she just call you ‘Din,’ just by your name? Please don’t! Please ask her and all your team to call you ‘Pak.'” Jadi, sangat penting untuk mengetahui kultur perusahaan sebelum masuk hari pertama.
Selalu senyum dan hargai semua orang
Namanya juga anak baru, harus rajin senyum supaya cepat dan mudah diterima. Jika ada yang tidak membalas senyuman, tetaplah tersenyum. Hargai semua orang tanpa melihat jabatannya, termasuk OB. Sewaktu di Ericsson, presiden direktur saya waktu itu sampai-sampai hafal semua nama OB dan anak-anaknya.
Ulangi nama orang yang dikenalkan pada Anda
Ulangi nama orang yang dikenalkan pada Anda
Sebagai anak baru, lumrah kalau hari pertama dikenalkan ke banyak orang. Dan biasanya setelah hari berlalu atau beberapa menit kemudian, Anda sudah lupa nama-nama rekan kerja Anda yang baru.
Biasakan diri mengulang nama orang yang dikenalkan kepada Anda. Misal HR mengenalkan, “Dino, kenalkan ini Herlina dari bagian Aftersales.” Saya biasanya menimpali, “Halo, Ibu Herlina. Nice to meet you. Ibu dari bagian Aftersales ya?” Memang bukan jaminan sih, tapi cukup membantu.
Hindari bercerita tentang hal negatif
Jangan sampai di hari pertama Anda masuk kantor, sudah banyak bicara atau bercerita tentang hal negatif, misal tentang perusahaan Anda sebelumnya. Seburuk apapun pengalaman Anda di perusahaan tersebut, bagaimanapun juga itu adalah perusahaan yang menafkahi Anda sebelumnya.
Jika ingin curhat, sampaikan pada orang terdekat atau orang yang Anda percaya. Tentu saja orang ini tidak akan mungkin Anda temui di hari pertama kerja, bukan?
Advertisement
Jangan mengeluh
Jangan mengeluh dan selalu berikan 110%
Adaptasi selalu membutuhkan waktu. Jika proses adaptasi ini membuat Anda menggunakan waktu lebih dalam pekerjaan Anda, jalani saja, jangan mengeluh. Lakukan segala hal dengan maksimal dan sepenuh hati, kalau bisa berikan lebih dari yang diharapkan atasan atau rekan Anda.
Ikuti acara sosial setelah jam kantor
Sebagai anak baru yang masih butuh adaptasi dan teman baru, jika ada yang mengajak Anda nongkrong di kafe setelah jam kantor, ikuti saja. Kalau Anda bukan tipe yang gemar nongkrong (atau mungkin clubbing), ikuti saja tiga sampai empat kali hanya untuk sekedar bersosialisasi.
Setelah itu mungkin Anda bisa menyampaikan, “Maaf, saya sebenarnya lebih suka nonton film ketimbang nongkrong.”
Semoga tips di atas bisa membantu. Jangan sampai saltum, ya…
Untuk tahu apakah gaji Anda sudah sesuai dengan standar gaji yang berlaku di pasaran, dengan melihat industri, posisi dan lamanya Anda berkarir, cek gaji Anda di sini dengan fitur terbaru Salary Benchmark persembahan Karir.com.
Penulis
Dino Martin
CEO Karir.com