Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan negara yang mengkonsumsi jeroan sebagai bahan makan bukan hanya Indonesia. Bahkan negara maju di Eropa dan Jepang pun masih mengkonsumsi jeroan.
Direktur Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita mengatakan, di Indonesia, mengkonsumsi jeroan sudah menjadi kebiasaan. Bahkan di daerah-daerah tertentu, jeroan ini masih dianggap sebagai makanan kelas tinggi.
"Secara kebiasaan masyarakat kita, makan jeroan sudah budaya, artinya itu dari dulu tidak masalah. Bahkan ada beberapa kelompok masyarakat yang menganggap jeroan itu makanan kelas tinggi. Jadi sate daging dengan sate ampela itu mahalan ampelanya," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Advertisement
Menurut dia di dunia ini, negara yang mengkonsumsi jeroan bukan hanya Indonesia. Negara-negara seperti Turki, Jepang, Korea Selatan, Spanyol serta beberapa negara di Eropa juga menjadikan jeroan sebagai bahan makanan.
"Yang makan jeroan bukan hanya Indonesia. Masyarakat di Eropa seperti Italia, Spanyol, Turki, Skotlandia, Korea, Jepang itu masih makan jeroan. Jeroan Australia malah katanya dikirim ke Eropa. Jadi Masyarakat Eropa juga makan. Jadi ini makanan manusia," kata dia.
Oleh sebab itu, Ketut meminta masalah impor jeroan ini tidak dijadikan polemik dan dibesar-besarkan. Sebab, jeroan yang masuk ke Indonesia akan dipastikan terlebih dahulu, keamanan dan kesehatannya agar bisa di konsumsi masyarakat.
"Ini kita tidak perlu dibesar-besarkan, karena kita impor jeroan harus aman, sehat, utuh dan halal,
Aspek-aspek itu dilihat. Ini dalam pengawasan, ada karantina yang mengawasi, kita jaga agar masyarakat tidak makan makanan yang tidak memenuhi syarat. Jadi tidak ada yang salah di sini," tandas dia.