Sukses

Sempat Tertekan, Harga Emas Kembali Menguat

Harga emas untuk pengiriman Agustus ditutup naik 0,2 persen ke angka US$ 1.332,30 per troy ounce.

Liputan6.com, New York - Harga emas kembali menguat pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga emas adalah terhentinya reli di pasar saham yang membuat para investor kembali ke emas.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (20/7/2016), harga emas untuk pengiriman Agustus ditutup naik 0,2 persen ke angka US$ 1.332,30 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Bursa saham global bergerak melemah pada penutupan perdagangan Selasa. Indeks S&P 500 melemah 3,11 poin atau 0,14 persen ke angka 2.163,78. Sedangkan Indeks Nasdaq melemah 19,41 poin atau 0,38 persen ke angka 5.036,38. Bursa saham Eropa juga tergelincir.

Sejak awal bulan kemarin, harga emas banyak mengalami tekanan karena membaiknya bursa saham. Jika dihitung, harga emas telah melemah 3,8 persen sejak 6 Juli setelah sempat menyentuh level tertinggi di US$ 1.357 per troy ounce.

Kenaikan harga emas saat itu dipicu oleh kekhawatiran dari para investor akan dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Kekhawatiran tersebut membuat para investor memindahkan dana investasi ke instrumen safe haven seperti emas.

Kemudian harga emas tertekan karena kekhawatiran tersebut mereda. Investor berbondong-bondong memburu saham dan membuat beberapa indeks acuan mencetak rekor tertinggi dalam dua pekan terakhir ini. Aksi yang dijalankan oleh para investor tersebut menekan harga emas.

"Namun, harga emas kembali bergerak ke level yang lebih tinggi karena pelaku pasar kembali keluar dari pasar modal setelah keuntungan yang didapat di saham rendah," tulis TD Securities dalam sebuah catatan kepada nasabah.

Kudeta yang gagal di Turki pada akhir pekan lalu tidak terlalu berdampak kepada harga emas. Biasanya, jika terjadi goncangan politik, sosial maupun ekonomi, harga emas akan melambung karena para pelaku pasar mengamankan investasinya di emas. (Gdn/Ndw)

Video Terkini