Sukses

Cara BPDP Jaga Produksi Sawit Saat Moratorium

Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit menilai perpanjangan moratorium sawit tidak berpengaruh pada produktifitas komoditas sawit.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit menilai perpanjangan moratorium sawit tidak berpengaruh pada produktifitas komoditas sawit.

Direktur Utama BPDP Sawit Bayu Krisna Murthi mengatakan, BPDP dan seluruh pihak dalam aktifitas produksi sawit akan menghormati keputusan tersebut. Karena, perpanjangan moratorium sawit merupakan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Moratorium itu keputusan pimpinan tertinggi, BPDP Sawit dan seluruh pihak yang terlibat dalam produksi sawit adalah entitas yang taat pada peraturan yang berlaku. Kalau memang begitu, kita hormati," kata Bayu, di Jakarta, Kamis (21/7/2016).

Bayu mengungkapkan, produktifitas sawit akan dijaga untuk menghadapi perpanjangan moratorium sawit, dengan meningkatkan potensi tanaman perkebunan sawit.

Menurut Bayu, saat ini masih banyak perkebunan yang tingkat produksinya satu hanya ton per hektare. Padahal potensi riil dari perkebunan tersebut hingga tujuh ton per hektare. Oleh karena itu, perkebunan tersebut perlu dioptimalkan. "Masih banyak ruang yang bisa dikerjakan untuk tingkatkan produksi dengan hormati moratorium," tutur Bayu.

Bayu melanjutkan, lemahnya produktifitas sawit di Indonesia karena masalah pembibitan yang salah. Karena itu, BPDP Sawit akan memberikan fasilitas untuk peremajaan dini, mengganti tanaman dengan mengembangkan bibit yang lebih sesuai. "Ada yang sudah berumur 10-15 tahun tapi produksinya rendah, karena dari awal pembibitan salah," ujar Bayu.

Selain itu, BPDP juga akan mengganti tanaman sawit yang produktifitas menurun karena usianya sudah di atas 30 tahun. "Lalu ketiga, produksi rendah karena, praktiknya yang kurang baik, kita selesaikan dengan cara berikan pendampingan, pelatihan kepada petani. Itu yang jadi prioritas," kata dia.

Bayu mengatakan, hingga tengah tahun ini dana sawit yang telah terkumpul mencapai Rp 5,6 triliun. Sedangkan untuk target sepanjang tahun ini, BPDP Sawit menargetkan sebesar Rp 11 triliun. "Penyerapan dana sawit untuk periode Januari hingga juni 2016 kemarin, kami mampu kumpulkan Rp 5,6 triliun," kata Bayu.

Realisasi penghimpunan dana pungutan sawit Januari hingga Juni 2016 tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan periode Juli hingga Desember 2015 yang sebesar Rp 6,9 triliun. Hal tersebut bisa terjadi karena memang ekspor sawit pada tahun ini sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan paruh kedua tahun lalu.

"Kalau Juli hingga Desember 2015 kami mampu kumpulkan Rp 6,9 triliun. Jadi jika dihitung rata-rata pendapatan kami setiap bulannya sekitar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun," ungkap Bayu.