Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basyir angkat bicara perihal sentilan yang disampaikan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said karena tidak menghadiri acara Coffee Morning yang membahas sosialisasi Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrikan (RUPTL) 2016-2025.
Sofyan mengaku tidak mengetahui acara tersebut karena tak mendapatkan informasi undangan untuk dirinya. Bahkan dia mengaku memeriksa berbagai jenis media komunikasi untuk memastikan keberadaan undangan acara tersebut.
"Saya jujur enggak tahu, rupanya katanya ada undangan. Saya sungguh enggak lihat, enggak tahu juga, enggak diinformasikan juga di bawah. Karena baru ‎saya cek tadi, saya bilang coba ada undangan enggak. Katanya saya diundang, saya cek memang rupanya masuk di fax," kata Sofyan saat dihubungi wartawan di Jakarta, Jumat (22/7/2016).
Baca Juga
Advertisement
Sebab itu, Sofyan mengaku kaget saat mendengar kena sentilan dari Sudirman Said karena tidak menghadiri acara soal kelistrikan tersebut.‎
"Saya juga kaget, karena ada di fax. Biasanya kan kalau surat langsung masuk gitu ya dibukukan, di-administrasikan," lanjut Sofyan.
Kemudian terkait dengan pernyataan Sudirman Said jika Sofyan sulit untuk diajak bertemu, dia pun membantahnya.
Sofyan mengaku patuh ‎dengan panggilan dan pembicaraan tentang program kelistrikan. Selama ini dia merasa selalu berkomunikasi dengan Direktur Jenderal Ketenaga Listrikan membahas sektor kelistrikan.
"Pak Menteri kan menterinya PLN. Kalau dipanggil pasti datang gitu lho. Kalau dengan dirjennya sering ketemu, pada kesempatan ketemu kami komunikasi sama dirjennya. Ada hal apa kami sampaikan. Diskusi beberapa hal kami diskusi sama dirjennya, sama pak Jarman. Kami suka bicara kalau ada hal yang perlu didiskusikan. Memang sama Pak Menteri jarang ya, karena di lapangan lebih detail kalau sama pak Dirjen," ‎terang dia.
Lebih lanjut, Sofyan menegaskan tidak memiliki masalah dengan Sudirman, ia pun akan memenuhi undangan juga terbuka jika diajak berdikusi.
"Enggak ada masalah. Saya kalau dipanggil pasti datang. Mau diskusi apa juga boleh.‎ Kalau ada undangan pasti datang. Dipanggil menteri kan enggak mungkin enggak datang. Enggak boleh lah," tegas dia.
Kemudian perihal permintaan Sudirman agar PLN untuk tidak menjadi mesin pencetak uang, Sofyan menegaskan, pihaknya merupakan perusahaan yang mencari laba untuk mengejar penyelesaian proyek sesuai dengan target waktu. Proyek yang dikerjakan juga guna mendukung program Kementerian ESDM.
"Karena kan kita selama ini mendukung ESDM itu agar proyek PLN harus jalan sesuai dengan waktunya. Dalam arti, harus cari uang. Cari uang itu bisa pinjam, bisa laba yang ditahan. Kalau enggak ada laba kan enggak bisa mengerjakan proyek,‎" tutup Sofyan.