Liputan6.com, Toba - Kapal Spirit of Majapahit akan menyelesaikan ekspedisi napak tilas kejayaan Maritim abad ke-13 dengan tujuan akhir Tokyo, Jepang. Saat ini kapal replika abad ke-12 tersebut sedang bersandar di pelabuhan Toba, Jepang dan menunggu cuaca membaik untuk melanjutkan perjalanan Tokyo, Jepang.
Kapal Spirit of Majapahit akhirnya menggulung layar dan kembali bersandar di Pelabuhan Toba yang terletak di wilayah Prefektur Mie, Jepang, yang berjarak sekitar tujuh jam perjalanan darat Tokyo Jepang. Kapal ekspedisi yang mengangkut delapan awak, termasuk seorang berkebangsaan Jepang, ini bertolak dari Jakarta sejak 1 Mei lalu dan dilepas keberangkatannya oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli.
Sebelumnya, kapal kayu yang memiliki panjang 20 meter dengan lebar 4 meter ini sempat bertolak dari Pelabuhan Toba pada Jumat kemarin dan rencananya akan mengakhiri perjalanan napak tilas pada minggu 24 Juli di Yokohama.
Advertisement
Namun karena kendala cuaca, kapal terpaksa berbalik arah dan kembali berlabuh. Kapal yang mengandalkan dua layar dan sebuah mesin 130 pk sebagai tenaga pendorong tidak kuasa menerjang kuatnya angin yang berhembus dari haluan kapal yang menuju utara.
Nakhoda Kapal Spirit of Majapahit Andi Irham mengatakan, cuaca tidak terlalu mendukung bagi tim ekspedisi untuk melanjutkan perjalanan sehingga kapal terpaksa kembali berlabuh. “Angin datang dari depan, kecepatan cuma 2 knot. Kami terpaksa kembali lagi,” jelas dia seperti ditulis Senin (25/7/2016).
Baca Juga
Kapal Spirit of Majapahit dirakit di pantai Solepeng, Sumenep, Madura. Kapal ini dirancang oleh tim yang terdiri atas beberapa ahli teknik perkapalan dari Universitas Sumatera Utara, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Indonesia dan Universitas Hasanuddin.
Rancangan kapal didasarkan pada relief yang terdapat di Candi Borobudur kemudian replikanya diwujudkan berdasarkan berbagai catatan sejarah seperti mendekati model pada zaman Majapahit.
Perjalanan ekspedisi Kapal Spirit of Majapahit menempuh rute Jakarta menuju Pontianak dan dilanjutkan masuk ke Brunei Darussalam. Kapal terus mengarah ke Filipina, melanjutkan perjalanan ke Taiwan dan kemudian berakhir di Jepang.
Sebelumnya pada 2 Mei 2016, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan, latar belakang dilaksanakannya ekspedisi ini adalah untuk mengingat kembali kejayaan kerajaan maritim Majapahit serta pelestarian nilai-nilai sejarah dan budaya abad ke-13.
"Ini merupakan petualangan yang luar biasa karena kita akan mencoba melakukan apa yang dilakukan pada abad ke-13. Pada waktu itu pelaut Indonesia dengan kapal sederhana sudah melaut ke Jepang," ujar dia.
Pada abad ke-13, menurut catatan sejarah, kapal Majapahit beberapa kali melakukan pelayaran ke Okinawa dan beberapa tempat di Jepang. Kedua pihak melakukan hubungan bilateral kerja sama yang dibuktikan dengan penemuan keris Majapahit di Okinawa dan penemuan pecahan keramik lmori kerajaan Jepang abad 13 di Trowulan-Jawa Timur.
Ekspedisi ini akan diikuti oleh 8 kru yang berasal dari Jawa, Makassar, dan satu orang warga negara Jepang. "Yang hebatnya, ada satu orang yang paling tua telah berumur 70 tahun dan yang paling muda berumur baru 17 tahun," kata dia. (Budi Pranoto)