Liputan6.com, Jakarta - Yogyakarta akan dijadikan sebagai wilayah percontohan jaringan cerdas (smart grid) yang menyatukan jaringan kelistrikan dengan kabel jaringan internet dan mengintegrasi jaringan kelistrikan dari hulu ke hilir.
Rencana tersebut diinisiasi Prakarsa Jaringan Cerdas diawali dengan konfrensi smart grid pada 28 Juli mendatang di Yogyakarta.
‎Anggota Dewan Pakar ‎Prakarsa Jaringan Cerdas Parno Isworo mengatakan, sebenarnya jaringan kabel kelistrikan sudah bisa dimanfaatkan oleh jaringan fiber optik jaringan internet. Jika itu dapat dilakukan maka jaringan kabel di perkotaan dapat tertata. Hal tersebut akan dibahas dalam konfrensi smart grid tersebut.
"Sekarang yang kita lihat di sekeliling jaringan kawat berantakan terulur ke mana-mana, jadi sudah ada teknologi kabel itu disatukan. Jadi satu rumah satu kabel bisa menyalurkan listrik bisa menyalurkan TV cabel," kata Parno, di kantor sekretarian Prakarsa Jaringan Cerdas, Jakarta, Senin (25/7/2016).
Baca Juga
Parno melanjutkan, khusus untuk sistem kelistrikan melalui smart grid akan mengatur penggunaan pembangkit listrik dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan energi fosil. Pembangkit tersebut perlu diatur karena tidak selamanya EBT bisa terus beroperasi, perlu disangga pembangkit fosil.
Selain itu, di sisi pelanggan melalui smart grid juga bisa mengatur menggunaan listrik secara otomatis sesuai dengan kebutuhan, sehingga bisa tercipta penghematan.
"Kembali pada listrik bisa apa saja, saya cerita mengenai meter listrik ada Automactic Meter Reading sehingga tidak perlu ada petugas membaca meter tiap bulan. Pola pemakaian pelanggan bisa diikuti lebih ketat‎," lanjut Parno.
Anggota Dewan Pakar ‎Prakarsa Jaringan Cerdas Ngurah Adyana mengungkapkan, Yogyakarta akan dijadikan wilayah percontohan untuk menerapkan smart grid mengingat didukung dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang dibangun di Samas Bantul berkapasitas 50 Mega Watt (MW).
Advertisement
Pasokan listrik dari PLTB tersebut akan diatur dan padu padankan dengan pasokan listrik dari pembangkit energi fosil sesuai dengan kebutuhan. Namun, untuk menerapkan smart grid di Yogyakarta masih akan dilakukan pemetaan.
Adyana menuturkan, hal tersebut sebenarnya sudah dilakukan ‎pada sistem pembangkit di Pulau Nusa Penida, Bali. Pada wilayah tersebut terdapat tiga jenis pembangkit yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), PLTB dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) jika pembangkit EBT yang ada produksinya tidak optimal akan disangga oleh PLTD.
"Contoh sudah berjalan di Bali, Nusa Penida, dia pakai PLTD PLTS dan angin, dia digabung jadi satu begitu ada matahari PLTS nyala, kalau beban tetap diesel turun,begitu juga angin kalau angin muncul diesel turun, begitu juga sebaliknya," tutur Adyana. (Pew/Ahm)