Liputan6.com, Jakarta - Aliran dana asing terus membanjiri tanah air sebelum dan ketika penerapan tax amnesty atau pengampunan pajak. Pemerintah menyatakan hal tersebut juga didukung oleh sentimen dari global.
Kepala Bidang Analisis Ekonomi Internasional dan Hubungan Investor ‎Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Dalyono mengatakan, kondisi global sedang tidak menentu. Alhasil, pemilik modal mencari tempat aman untuk menaruh dananya salah satunya ke Indonesia.
"Global lagi kurang baik. Terakhir Britain Exit (Brexit) meningkatkan volatilitas di Inggris dan Eropa," kata dia dalam diskusi ‎'Menangkap Peluang Banjir Dana Asing' Asing' di Jakarta, Senin (25/7/2016).
Advertisement
Kemudian, dia menuturkan beberapa negara maju seperti Eropa dan Jepang memiliki tren suku bunga negatif. Maka dari itu, pemilik dana mencari negara yang mampu memberikan imbal hasil investasi yang menarik.
Tak sekadar itu, hal tersebut juga ditambah dengan sikap Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) ‎yang tidak memberikan kepastian akan kenaikan suku bunga acuan.
"Juni kemarin (The Fed) menyampaikan tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat," tambah dia.
Di sisi lain, dia mengatakan Indonesia memiliki daya tarik bagi investor. Dia menuturkan, secara fundamental perekonomian Indonesia masih cukup baik. Belum lagi, dia mengatakan Indonesia memberikan imbal hasil yang menarik untuk portofolio investasi.
"‎Selain makro stabil, sangat menjanjikan Surat Utang Negara (SUN) yield-nya cukup bagus 8 persen. Rata-rata global 6 persen," tukas dia.