Sukses

Laba Bersih BTN Naik 25 Persen pada Semester I

BTN mencatatkan pangsa pasar mencapai 31 persen untuk pembiayaan perumahan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan laba bersih naik 25,4 persen menjadi Rp 1,04 triliun pada semester I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 850 miliar.

Pendapatan operasional BTN terdiri dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp 3,69 triliun dan pendapatan operasional lainnya Rp 584 miliar.

Pendapatan bunga bersih tumbuh 15,71 persen dari tahun sebelumnya Rp 3,19 triliun. Sementara pendapatan operasional lainnya tumbuh 12,56 persen dari 2015 sebesar Rp 519 miliar.

"BTN mencapai hasil kinerja positif pada semester I 2016," ujar Direktur Utama BTN Maryono seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (25/7/2016).

Maryono menambahkan, BTN masih menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan pangsa pasar 31 persen. Kredit yang disalurkan BTN tumbuh 18,39 persen menjadi Rp 149,31 triliun pada semester I 2016.

Pertumbuhan kredit ini didorong oleh penyaluran kredit ke sektor perumahan sebesar Rp 135,74 triliun yang tumbuh 20,23 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 112,90 triliun. Kredit non perumahan sebesar Rp 13,57 triliun atau tumbuh 2,64 persen dari tahun 2015 yang sebesar Rp 13,22 triliun.

Kredit ke sektor perumahan disalurkan untuk mendukung kredit perumahan subsidi  dan kredit perumahan non subsidi. Kredit subsidi mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi sebesar Rp 49,804 Triliun atau tumbuh 31,18 persen  dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 38,011 triliun.

Sementara kredit non subsidi tercatat tumbuh 14,88 persen dari Rp 49,755 Triliun pada 2015 menjadi Rp 57,158 triliun pada semester I 2016.

Sementara itu BTN mencatatkan Dana pihak ketiga meningkat 17,29 persen menjadi Rp 134,555  triliun pada akhir Juni 2016.

Posisi 2015, Dana Pihak Ketiga BTN tercatat sebesar Rp 114,749 Triliun. Bank BTN meningkatkan aset menjadi Rp 189,513 triliun atau tumbuh 21,52 persen dari posisi aset pada 2015 yang sebesar Rp 155,952 triliun.

Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan sementara tren industri menunjukkan NPL yang terus naik, rasio kredit bermasalah (NPL) BTN turun dari 4,70 persen pada 2015 menjadi 3,41 persen pada 2016. BTN secara proaktif mempertahankan posisi likuiditas dan basis permodalan yang solid. Pada semester I 2016, rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 22,07 persen. (Ahm/Ndw)

Video Terkini