Sukses

Menunggu Rapat The Fed, Harga Emas Melambung

Harga emas untuk pengiriman Agustus ditutup naik 01, persen ke angka US$ 1.320,80 per troy ounce.

Liputan6.com, New York - Harga emas mampu bergerak menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) pekan ini. Penguatan harga emas ini menjelang pengumuman hasil pertemuan dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal reserve (The Fed).

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (27/7/2016), harga emas untuk pengiriman Agustus ditutup naik 01, persen ke angka US$ 1.320,80 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange. Selama perdagangan, harga emas sempat sentuh level terendah di US$ 1.317,50 dan tertinggi di US$ 1.322,50.

Pelemahan nilai tukar dolar AS menjadi pendorong kenaikan harga emas karena komoditas dengan denominasi dolar AS seperti emas akan menjadi lebih murah bagi investor yang bertransaksi menggunakan mata uang lainnya. WJS Dollar Index, patokan ukuran dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia lain, turun 0,1 persen ke 87,86.

Pelaku pasar saat ini fokus kepada hasil dari pertemuan Bank Sentral AS yang berlangsung dua hari sejak Selasa ini. Dari hasil pertemuan tersebut, investor mencari petunjuk apakah The Fed akan menaikkan suku bunga di tahun ini atau tidak.

Pada pertemuan sebelumnya, para pejabat The Fed terbagi pendapatnya antara mendukung kenaikan suku bunga karena sebagian data ekonomi AS telah membaik dan menahan kenaikan suku bunga karena belum semuanya dari data ekonomi yang ada menunjukkan perbaikan.

Para pelaku pasar tidak berharap The Fed akan menaikkan suku bunga pada Juli ini. Namun dengan data ekonomi yang ada kuat kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga pada September mendatang.

Dalam catatan Commerzbank kepada nasabah mengatakan bahwa kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga meningkat menjadi 48 persen saat ini.

Kenaikan suku bunga menjadi beban tersendiri bagi emas karena logam mulia ini harus bersaing dengan instrumen investasi lain seperti obligasi yang memberikan dua keuntungan kepada para pelaku pasar yaitu kenaikan harga dan imbal hasil suku bunga.

"Data ekonomi AS memang sudah cukup menguat tetapi beberapa investor masih menyimpan dananya di instrumen safe haven sebagai asuransi jika ada skenario buruk," jelas analis ETF Securities, London, Nitesh Shah.

Harga emas melonjak karena permintaan instrumen safe haven menyusul keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang membuat ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global meningkat. (Gdn/Nrm)