Liputan6.com, Jakarta - Berkarier di perusahaan yang mentereng belum tentu menerima remunerasi gaji yang tinggi. Industri apa saja yang memberikan gaji terbaik?
Tahun pertama berkarir di BMW Indonesia, saya sempat bertanya kepada pihak HR, “Mengapa standar gaji kita cenderung lebih rendah dibanding industri FMCG (fast-moving consumer goods)?”
Pihak HR yang sangat suportif menjawab, “Begini Pak, kita itu dalam menerapkan remunerasi mengacu pada hasil riset konsultan HR, dan sayangnya industri kita termasuk dalam manufacturing yang memang kurang kompetitif remunerasinya.”
Berdasarkan hasil riset gaji tersebut, remunerasi gaji di BMW memang sangat kompetitif di industri manufacture, namun masih di bawah FMCG dan Telco. Gaji seorang Sales Vice President di industri Otomotif bisa saja sedikit di bawah gaji seorang Senior Manager di industri Telco.
Advertisement
Baca Juga
Meski begitu, apa yang membuat saya betah berkarier di BMW Indonesia waktu itu? Tentunya selain karena tim yang luar biasa hebat dan bisa belajar banyak tentang bagaimana menangani merek premium internasional di Indonesia, BMW adalah salah satu perusahaan dengan employer branding yang luar biasa, dan inilah yang menjadi daya tarik.
Dengan sebuah strategi employer branding yang tepat, perusahaan mampu merekrut talenta dengan harga lebih kompetitif.
Jadi, bukan jaminan kalau berkarier di perusahaan yang mentereng akan mendapatkan remunerasi yang tinggi. Di negara asalnya, banyak orang rela menerima remunerasi lebih kecil demi bisa berkarier di BMW.
Mau tahu industri apa saja yang bisa memberikan gaji tinggi? Berikut ulasannya seperti dikutip dari Karir.com:
Oil & Gas
Oil & Gas
Lima tahun menjalani profesi sebagai head hunter, sejauh pengalaman dan pengamatan saya, Oil & Gas (minyak dan gas) adalah industri dengan remunerasi terbaik dan cukup rata – antara level yang satu dan yang lain, baik di atas maupun di bawahnya, selisih gaji tidak terlalu besar.
Ada beberapa tipe perusahaan di industri Oil & Gas, seperti kontraktor (contoh: perusahaan EPC/Engineering, Procurement & Construction), konsultan, pemegang tender, dan lain-lain. Ada yang beroperasi di hulu, ada juga yang di hilir. Semuanya secara merata memberikan remunerasi yang baik.
Selain itu, industri ini juga memberikan benefit yang lebih baik dibandingkan industri lain secara rata-rata. Benefit ini meliputi asuransi kesehatan, pensiun, opsi saham, dan lain-lain. Jadi tidak heran jika karyawan industri ini rata-rata masa berkariernya lebih lama ketimbang karyawan industri lain.
Sebagai head hunter, merekrut seorang profesional dari sebuah perusahaan Oil & Gas satu ke yang lain memberikan tantangan tersendiri, terutama saat negosiasi remunerasi secara keseluruhan.
Banyak yang berat meninggalkan perusahaannya karena nilai pensiun yang sudah menggunung, opsi saham, dan lain-lain, sehingga jika perusahaan lain ingin menarik eksekutif dari perusahaan kompetitor harus rela menyiapkan nilai bonus sign-on yang menarik.
Gaji seorang Legal Admin di industri ini bisa sampai mengalahkan gaji manajer di industri lain. Apalagi gaji eksekutif top mereka. Namun tentu saja, gaji yang besar ini diikuti dengan tanggung jawab yang juga besar dan perjalanan dinas yang panjang.
Setelah Oil & Gas? Ada yang bilang Telco, ada yang bilang Finance & Banking, ada juga yang FMCG. Kalau membicarakan urutan kedua, perlu dilihat dulu perusahaannya. Antara perusahaan Telco satu dan yang lainnya bisa berbeda, begitu juga dengan bank satu dan yang lain, meski perbedaannya tidak signifikan.
Advertisement
Telco
Telco
Operator Telco milik BUMN di Indonesia tergolong sangat murah hati dalam memberikan total remunerasi bagi para eksekutifnya. Meski begitu, bukan hal yang mudah bagi head hunter untuk merekrut eksekutif top ke perusahaan BUMN karena tantangan kultur yang berbeda.
Telco juga meliputi vendor teknologi seperti Ericsson, Nokia Siemens Network dan Huawei. Tipe vendor juga termasuk generous dalam memberikan remunerasi.
Saya sempat berkarier di Ericsson dan awalnya cukup bangga (dan sedikit besar kepala) karena gaji saya yang besar. Ternyata setelah sekian lama berkarier di sana, saya baru tahu bahwa gaji saya masuk kategori biasa saja.
Yang termasuk dalam industri Telco lainnya yakni penyedia handset seperti Sony, Samsung dan LG. Tipe Telco ini juga termasuk yang memberikan remunerasi tinggi. Berdasarkan pengamatan saya, Samsung termasuk yang paling tinggi di Indonesia.
Finance & Banking
Finance & Banking
Industri ini juga murah hati dalam memberikan remunerasi bagi top level mereka. Bagi first layer atau jajaran direksi, selain elemen gaji, mereka juga umumnya mendapatkan tantiem atau profit sharing yang jumlahnya cukup menggiurkan.
Besaran tantiem diatur dan dibatasi oleh OJK (otoritas jasa keuangan), dihitung dari penghasilan bersih setelah pajak. Para Komisaris juga berhak atas tantiem ini.
Tahun 2014, salah satu bank BUMN besar dalam laporannya pada Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan total remunerasi bagi jajaran direksi dan komisaris mencapai angka Rp 514,8 miliar.
Misal dibagi 25 orang saja, rata-rata tiap orang menerima sekitar Rp 20 miliar per tahun. Fantastis, bukan? Seperti pemaparan di atas, angka ini sudah diatur dan dibatasi oleh OJK. Bisa Anda bayangkan jika tidak?
Untuk level pemula harus cukup puas dengan gaji sedikit di atas UMP.
Advertisement
FMCG
FMCG (Fast-moving Consumer Goods)
Bagaimana dengan FMCG? Dari level atas sampai bawah cukup adil. Namun analisa ini hanya sebatas pengamatan saya pada perusahaan FMCG multinasional yang kebetulan menjadi klien saya.
Jika mendapatkan promosi jabatan, gaji akan disesuaikan dengan tanggung jawab yang baru.
Saat sedang menulis artikel ini, seorang rekan yang juga anggota direksi FMCG menelepon saya menanyakan beberapa calon kandidat untuk posisi senior di HR. Beliau adalah contoh sempurna kisah sukses perempuan yang berkarier di industri FMCG.
Sejak lulus dari Universitas Trisakti tahun 1997, ia berkarya di satu perusahaan saja dan membangun karirnya hingga hari ini berada di level direksi.
Beda industri, beda gaji. Beberapa industri memang mampu memberikan gaji yang lebih baik karena memiliki profitability yang lebih baik. Ujung-ujungnya, kalau perusahaan memiliki profit yang baik, sudah semestinya karyawan juga menikmati hasilnya.
Jadi, di industri apa Anda ingin berkarya? Apapun pilihan Anda, jadilah yang terbaik!
Penulis
Dino Martin
CEO Karir.com