Sukses

2 Sosok Ini Tinggalkan Amerika Serikat demi Jadi Menteri Jokowi

Presiden Joko Widodo kembali merombak jajaran menteri di kabinetnya.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo kembali merombak jajaran menteri di kabinetnya. Ada wajah baru, juga wajah yang tak asing, serta pejabat yang hanya mengalami pergeseran posisi.

Ada dua nama yang menarik perhatian. Pertama adalah Sri Mulyani, yang kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan menggantikan Bambang Brodjoneogo yang digeser menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.

Yang kedua adalah Archandra Tahar, yang diminta Jokowi untuk mengisi jabatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggantikan Sudirman Said.

Keduanya diminta Jokowi untuk "pulang kampung" dan mengabdi untuk Indonesia. Archandra dan Sri Mulyani punya kesamaan. Keduanya punya karier cemerlang di Amerika Serikat.

Sebelum diminta Jokowi membantunya di kabinet, sejak 2010 Sri Mulyani menjabat sebagai Managing Director dan Chief Operating Officer World Bank. Sri Mulyani berkantor di Kantor Pusat World Bank yang berada di Washington DC, Amerika Serikat.

Sri Mulyani akhirnya pulang ke kampung halaman dan menjabat tugas yang dulu pernah diembannya.

"Kenapa saya kembali, ini adalah satu kepercayaan dan penghormatan pribadi bagi saya pribadi. Menjalankan tugas dan membaktikan semua yang saya miliki," ujarnya kemarin.

Banyak yang menaruh harapan pada sosok wanita yang masuk dalam daftar wanita paling berpengaruh di dunia ini. Salah satunya adalah mengenai penerapan tax amnesty yang masih hangat diluncurkan pemerintah.

 Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan menggantikan Bambang Brodjonegoro (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain Sri Mulyani, Menteri ESDM Archandra Tahar juga sosok yang sukses berkarier di Negeri Paman Sam. Chandra --panggilan akrab Archandra-- adalah Presiden Direktur Petroneering, sebuah perusahaan konsultan energi di Houston, Texas.

Dia dipanggil presiden untuk mengabdi untuk negara. Setelah 20 tahun menetap di AS, Chandra pulang dan menjabat sebagai Menteri ESDM menggantikan Sudirman Said.

Chandra merupakan jebolan teknik mesin Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia melanjutkan studi strata 2 dan 3 di A&M University Texas Amerika jurusan Ocean Enginering.

Chandra memiliki pengalaman lebih dari 14 tahun di bidang hidrodinamika dan rekayasa lepas pantai. Dia mengembangkan keahlian khusus melalui sekolah yang luas dan melalui pengalaman praktis di industri.

Dia telah bekerja dengan penemu dari pengeboran dan produksi sistem mengambang dan compliant, Spar, TLP, Compliant Tower, Apung Menara dan Multi Colum Floater selama 13 tahun terakhir. TLP dan produk Spar sendiri mewakili sebagian besar dari semua mengambang sistem pengeboran dan produksi gabungan operasional di dunia saat ini.

(Zul/Ndw)