Kenapa Bertetangga dengan Orang Kaya Tak Baik Buat Anda?

Liputan6.com, Jakarta - Tidak meratanya pertumbuhan ekonomi dan penyebaran penduduk menyebabkan perbedaan kawasan perumahan. Perbedaan ini mencakup kawasan perumahan elit dan perumahan kumuh.

Jika Anda tinggal di suatu perumahan, terlebih di kawasan elit, tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi diri Anda. Keinginan untuk menyaingi gaya hidup mewah, dan terlihat lebih menonjol membuktikan bertetangga dengan orang kaya tidak baik bagi diri Anda.

Mengutip dari The Washington Post, Sabtu (30/7/2016), sebuah laporan dari Federal Reserve mengungkapkan, hidup di kawasan dengan tetangga orang kaya mempengaruhi kehidupan finansial orang tersebut.

Seorang ahli ekonomi Jeffrey Thompson menjelaskan, orang-orang akan terpacu untuk meminjam lebih banyak uang agar tidak kalah bersaing dengan orang lain, terutama ketika membeli rumah dan peralatan di dalamnya.

Jika Anda tinggal di kawasan yang tidak terlalu elit, tetapi memiliki beberapa tetangga kaya, hal ini menunjukkan peningkatan ketidakmerataan pendapatan dan penduduk di kawasan perumahan Anda.

Berita baiknya harga tanah dan properti di sekitar rumah Anda akan semakin naik, karena semakin banyak orang kaya yang tertarik untuk berinvestasi di sana.

Berita buruknya adalah jika Anda baru saja ingin membeli rumah, Anda akan mendapatkan harga tanah yang terus meningkat tajam, bahkan tabungan yang Anda kumpulkan akan sia-sia.

Pertumbuhan harga perumahan yang cepat ini juga merugikan negara. Pemerintah kesulitan untuk membuat kualitas hidup yang sama antara satu kawasan dengan kawasan lainnya. Kenaikan gaji para pegawai tidak bisa menandingi kenaikan harga perumahan.

“Salah satu konsukuensi dari peningkatan pendapatan yang tidak bisa diiringi penyebaran kualitas hidup yang merata adalah meningkatnya hutang, orang-orang berusaha mempertahankan kehidupan ramah tangganya di mana biaya rumah tinggi dan penghasilan rendah,” ujar Jeffrey Thompson.

Pria ini juga melihat di daerah di mana banyak orang berpenghasilan tinggi, bunga hutang yang dibayarkan semakin besar. “Pembayaran bunga hutang di negara-negara dengan banyak orang berpenghasilan tinggi semakin tinggi,” ujar Thompson. (Aldo Lim/Ndw)