Liputan6.com, Jakarta - Usai tiga hari menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar akhirnya menggelar pertemuan dengan awak media pada hari ini di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.
Kepada insan pers, Arcandra bercerita tentang sekelumit perjalanan hidupnya terutama dari sisi pendidikan hingga dipercaya menjadi menteri oleh Jokowi.
Menteri yang sepintas berparas mirip Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut menuturkan jika dirinya merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Mesin angkatan 1989. Dia menyelesaikan studi strata I dalam waktu 5 tahun hingga 1994.
Tidak puas, lelaki yang akrab dengan panggilan Candra tersebut melanjutkan pendidikan strata II di A&M University Texas Amerika jurusan Ocean Enginering pada 1996.
Advertisement
Baca Juga
Ingin terus mengejar ilmu, dia kemudian memutuskan melanjutkan pendidikan strata III pada perguruan tinggi dan jurusan yang sama pada 1998.
"Dari 1998 sampai 2001 saya tamat PhD di bidang ocean enginering, susah diterjemahkan, katanya jurusan kelautan belajar tentang biotalaut, tapi ternyata berkaitan dengan belajar tentang anjungan lepas pantai baik laut dangkal dan laut dalam nggak ada hubungan sama sekali dengan ikan," tutur dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/7/2016).
Selama mencari ilmu di negeri orang, Candra mengaku memiliki dua guru yang berpengalaman terkait pencarian minyak dan gas bumi di lepas pantai.
Guru pertama yang dimaksud adalah Ed Horton yang sudah tiada setahun lalu dalam usia 87 tahun. Dia merupakan pencipta anjungan lepas pantai (platform) yang saat ini digunakan dalam pencarian migas di tengah laut. "Dia guru dari guru untuk bidang ocean platform," ungkap Candra.
Guru keduanya adalah Lyli Finn, yang juga ahli pada bidang yang sama. "Jadi dua bapak ini jadi guru saya selama berkarir di Houston. Mungkin karena keenakan belajar, setahun dua tahun. Sampai tahun 2016 nggak pulang-pulang," terang dia.
Candra melanjutkan, setelah 20 tahun berkarir di Texas baru kemudian dirinya bertemu dengan Presiden Jokowi.
Pada pertemuan perdana ini, masih berdiskusi seputar masalah perminyakan di Indonesia, diantaranya membangun kedaulatan energi secepatnya.
Dari diskusi ini, Presiden Jokowi akhirnya meminta dirinya menjabat sebagai Menteri ESDM menggantikan posisi Sudirman Said.
Menurut dia, jabatan tersebut sudah diatur Tuhan dan bisa hilang dalam waktu yang tidak terduga.
"Akhirnya saya menepatkan posisi ini, akhirnya ini jalannya takdir ada yang mengatur. Jabatan menteri bisa hilang sore ini sekarang atau besok, yang tidak boleh hilang persahabatan dan kebaikan yang kita terima," tutup Candra.