Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 60 pimpinan dan perwakilan dari negara Islam di dunia tengah berkumpul di Indonesia. Mereka menghadiri gelaran World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 di Jakarta.
Dalam acara ini, akan ada pertemuan bilateral antar beberapa negara. Sebagai tuan rumah, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga dijadwalkan akan bertemu khusus dengan beberapa pimpinan negara Islam.
Satu hal yang digaungkan Jokowi dalam acara tahunan ini adalah peningkatan ekonomi berbasis Islam. Saat ini partisipasi ekonomi berbasis Islam masih cukup minim dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi dunia.
Advertisement
"Keuangan syariah hingga saat ini menjadi industri yang bernilai jutaan dolar AS. Selera fashion Islam, kuliner halal, seni serta arsitektur berkembang pesat dan memiliki potensi menciptakan ekonomi baru," kata Jokowi di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Selasa (2/8/2016).
Baca Juga
Pemerintah Indonesia memasukkan keuangan syariah sebagai salah satu program untuk terus dikembangkan. Alasannya, jika keuangan syariah ini terus tumbuh, Jokowi yakin, sektor ekonomi yang berbasis Islam lainnya juga akan tumbuh.
Kunci lain untuk meningkatkan ekonomi berbasis Islam tersebut adalah inovasi. Semakin banyaknya inovasi yang diciptakan sebuah negara dengan industri di dalamnya akan menentukan kemajuan.
"Inovasi harus berkontribusi kepada kesejahteraan masyarakat. Inovasi akan membuat sebagian orang sangat kaya, namun hanya pemerintah yang meyakinkan manfaat inovasi terbagi rata termasuk masyarakat kurang mampu," papar Jokowi.
Untuk itu, dengan keuntungan negara Islam yang memiliki tingkat usia produktif yaitu rata-rata 23 tahun, Jokowi meminta negara Islam tetap solid.
"Tidak ada jalan pintas, kita harus bekerja keras dalam membangun industri yang berbasis lapangan kerja, bangun sistem demi mendidik anak-anak kita, melatih kalangan muda dalam sikap yang dibutuhkan di abad 21," tutup Jokowi. (Yas/Gdn)