Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara ke-3 dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia mempunyai peranan penting dalam kemajuan ekonomi syariah di lingkup global. Produk seperti Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk dapat menjadi pilihan investasi pemilik modal di tengah membanjirnya produk investasi konvensional.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, penyelenggaraan Forum Ekonomi Islam Dunia (World Islamic Economic Forum/WIEF) bertujuan memperbaiki kesejahteraan di negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim, termasuk Indonesia.
Baca Juga
Tujuan lainnya, memajukan citra dunia Islam, penciptaan investasi dan perdagangan syariah, pertukaran gagasan sampai menjalin kerjasama antara pengusaha muslim dan non muslim menciptakan perdamaian dunia.
Advertisement
"WIEF bermanfaat bagi Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Indonesia adalah negara ideal untuk berinvestasi syariah," jelas Sri Mulyani di JCC, Jakarta, Selasa (2/8/2016).
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, telah meluncurkan masterplan arsitektur keuangan syariah. Dengan adanya masterplan ini, pemerintah lebih mudah dalam menata dan mengawasi perkembangan produk-produk syariah di Indonesia.
"Sekarang ini memang belum ada upaya terkoordinasi untuk mengarahkan keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia, tidak hanya bicara bank, tapi juga keseluruhan," kata Bambang.
Bambang menambahkan, untuk menjadi pusat keuangan syariah dunia, dasar dari ekonomi syariah sendiri di Indonesia masih bersifat sektoral. Dalam hal ini setiap lembaga keuangan mempunyai roadmap sendiri-sendiri.
"Masterplan tersebut terdiri dari rencana aksi dan intervensi terhadap layanan yang meliputi aspek penting seperti kecukupan modal, pengembangan sumber daya manusia, perlindungan konsumen, sosialisasi dan jaring pengaman keuangan," papar dia.
Untuk diketahui, berdasarkan laporan dari State of the Global Islamic Economy 2015, pada 2014 pasar keuangan syariah global memiliki aset US$ 1,81 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak US$ 295 miliar merupakan nilai outstanding sukuk dengan pertumbuhan rata-rata 6 persen setiap tahunnya.
Nilai aset pasar keuangan syariah global di 2014 tersebut mengalami kenaikan 9,69 persen jika dibandingkan dengan US$ 1,65 triliun di 2013. Dengan semakin tumbuhnya pasar keuangan syariah di seluruh dunia, aset pasar keuangan syariah global diperkirakan akan tumbuh menjadi US$ 3,24 triliun di 2020.
Dari total aset pasar keuangan syariah global, dua negara di Asia Tenggara masuk dalam 10 negara dengan pasar keuangan syariah terbesar di dunia. Dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia dan total populasi sekitar 250 juta jiwa, Indonesia berpotensi menjadi pasar keuangan syariah terbesar di dunia di masa depan.
Indonesia pun ditargetkan menjadi pemain sukuk terbesar di dunia. Pemerintah terus mendorong instrumen pembiayaan sukuk atau SBSN untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. (Fik/Zul)