Sukses

Survei: Keinginan Belanja Orang Indonesia Naik

Persepsi masyarakat Indonesia mengenai resesi ekonomi terus membaik sejak akhir tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Optimisme masyarakat lndonesia terhadap perekonomian nasional terus meningkat. Hal tersebut ditunjukkan oleh kenaikan Indeks Kepercayaan Konsumen dari 117 poin di kuartal I 2016 menjadi 119 pada kuartal II 2016.

Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurdin mengatakan, berdasarkan Global Survey of Consumer Confidence and ‎Spending Intentions kuartal II 2016, terdapat dua indikator dalam Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia yang meningkat, yaitu prospek lapangan pekerjaan dan keinginan berbelanja. "Sementara itu indikator kondisi keuangan pribadi sedikit menurun," kata Agus, di Kantor Nielsen, Jakarta, Kamis (4/8/2016).

Persepsi masyarakat Indonesia mengenai resesi ekonomi juga terus membaik sejak akhir tahun lalu. Persentase konsumen yang setuju bahwa negara sedang berada dalam resesi ekonomi turun dari 69 persen di kuartal IV 2015 menjadi 58 persen di kuartal I 2016. Sedangkan pada kuartal II 2016 angkanya menurun lagi menjadi 51 persen.

”Konsumen lndonesia perlahan meraih kembali kepercayaan dirinya dalam tiga kuartal terakhir. Ini merupakan indikasi yang baik bagi para pelaku industri,” tutur Agus.

Menurut Agus, para pemilik merek, produsen, dan peretail harus jeli menangkap peluang untuk meraih konsumen dengan menawarkan keuntungan bagi konsumen yang didasari oleh pemahaman menyeluruh atas apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen.

Di lain pihak, keadaan ekonomi, kriminalitas, dan keseimbangan antara hidup dan pekerjaan ada di urutan tiga teratas kekhawatiran utama konsumen Indonesia pada kuartal ini.

Persentase konsumen yang sangat khawatir akan keadaan ekonomi sedikit menurun pada kuartal ini menjadi 38 persen dari 40 persen di kuartal I. Namun kekhawatiran akan kriminalitas justru meningkat, di mana 20 persen menyatakan khawatir dibandingkan dengan 17 persen di kuartal sebelumnya.

Sementara itu, kekhawatiran mengenai keseimbangan antara hidup dan pekerjaan serta kesehatan turun menjadi 15 persen pada kuartal ini dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Dalam hal penggunaan dana cadangan setelah pemenuhan kebutuhan pokok untuk berhemat, pada kuartal ini 70 persen konsumen menyatakan menggunakannya untuk menabung, 43 persen menggunakannya untuk berlibur, dan 32 persen menggunakannya untuk berinvestasi di saham atau reksadana.

Di sisi lain, dalam hal penghematan biaya rumah tangga tren kuartal kedua tahun ini serupa dengan kuartal sebelumnya, dengan 47 konsumen menyatakan memotong biaya hiburan di luar rumah, 46 persen menunda membeli teknologi baru, dan 45 persen mengurangi belanja baju baru. (Pew/Gdn)