Liputan6.com, Jakarta - Inpex ‎Corporation berkomitmen untuk mempercepat pengembangan Blok Masela di Maluku. Komitmen tersebut telah disampaikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar.
Vice President Corporate Services Inpex Indonesia Nico Muhyiddin mengatakan, manajemen Inpex telah melakukan pertemuan dengan Candra. Dalam pertemuan tersebut, Inpex menjelaskan kepada Arcandra mengenai beberapa proyek perusahaan di Indonesia dan salah satunya adalah pengembangan Blok Masela.
"Dalam pertemuan tersebut kami jelaskan bahwa Inpex telah lama di Indonesia, sudah sekitar 50 tahun dan kami harap bisa tetap di sini sampai 50 tahun ke depan. Kami juga perkenalkan proyek-proyek yang digarap oleh Inpex," kata Nico, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Advertisement
Dalam pertemuan tersebut, Menteri ESDM memberikan perhatian lebih kepada Blok Masela. Arcandra ingin agar Inpex bisa menjalin kerja sama dengan pemerintah untuk mempercepat pengembangan Blok Masela.
Baca Juga
"Pak Menteri jelaskan juga latar belakang yang pemerintah inginkan dan kami juga menjelaskan. Intinya adalah kita harus kerja sama untuk mewujudkan proyek ini secepatnya," tutur Nico.
Saat ini Inpex sedang fokus melakukan pengembangan blok yang disebut lapangan gas abadi tersebut dan belum ada rencana melakukan eksplorasi untuk menambah kandungan minyak dan gas. "Tidak ada. Saat ini fokus ke pengembangan saja. Pak Menteri janji untuk bantu kami dalam akselerasi pengembangan," tutup Nico.
Sebelumnya pada 23 Maret 2016, Presiden Joko Widodo memutuskan eksplorasi Blok Masela akan dilakukan di darat (onshore). Keputusan tersebut, menurut Jokowi ditentukan setelah mendengar berbagai masukan dari berbagai pihak.
"Te‎rkait dengan Blok Masela, setelah melalui banyak pertimbangan, setelah melalui banyak sekali masukan-masukan dan input yang diberikan pada saya. Kita putuskan dibangun di darat (onshore)," ujar Jokowi di ruang tunggu Keberangkatan Bandar Udara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu, (23/3/2016).
Jokowi mengatakan eksplorasi di darat diputuskan melihat besarnya dampak pelaksanaan proyek tersebut dan biaya yang dikeluarkan. "Ini proyek jangka panjang, tidak hanya setahun, dua tahun, tidak hanya 10 tahun 15 tahun tetapi proyek yang sangat panjang, yang menyangkut ratusan triliun rupiah," ucapnya.
Joko juga menjelaskan keputusan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan besar, yaitu pengaruhnya yang cukup besar bagi perekonomian didaerah sekitar wilayah eksplorasi dan wilayah regional di sekitarnya.
"Dengan pertimbangan yang pertama, kita ingin ekonomi daerah juga ekonomi nasional, itu terimbas dari adanya pembangunan Blok Masela. Kedua, juga pembangunan wilayah regional development juga kita ingin agar juga terkena dampak dari pembangunan besar, Proyek Masela ini," ucapnya. (Pew/Gdn)