Sukses

Harga Emas Jatuh Terpicu Laporan Data Pekerjaan

AS menambahkan laporan pekerjaan mencapai 255 ribu pada bulan Juli, mengalahkan ekspektasi ekonom yang sebesar dari 179.000

Liputan6.com, New York - Harga emas memperpanjang kerugiannya di akhir pekan ini, setelah rilis data pekerjaan yang lebih baik dari perkiraan membuat permintaan terhadap safe-haven berkurang, di tengah kekhawatiran Federal Reserve bisa menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Melansir laman Reuters, harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 1,7 persen menjadi US$ 1.344,40 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Ini menjadi penurunan terbesar satu hari sejak 24 Mei.

Laporan pekerjaan AS bertambah mencapai 255 ribu pada bulan Juli, mengalahkan ekspektasi ekonom yang sebesar dari 179 ribu dan sinyal bahwa pasar tenaga kerja pada pijakan yang kuat.

Data ekonomi yang positif bisa mendorong Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pada awal September.  Sementara tarif yang lebih tinggi cenderung menyakiti emas, karena logam mulia ini harus bersaing dengan aset yang memberikan imbal hasil ketika biaya pinjaman meningkat.

"Pasar emas sangat dipengaruhi isu dan psikologi. Jumlah pekerjaan yang besar mempengaruhi emas dan menimbulkan reaksi untuk menjual," jelas Peter Hug, Direktur Perdagangan Global Kitco Metals dalam catatannya.

Spekulasi atas kenaikan tarif Fed pada bulan Desember juga telah memperoleh traksi pada bulan lalu. Namun, banyak pedagang meragukan bank sentral akan menaikkan suku bunga sebelum akhir tahun ini, dan mengatakan bahwa katalis jangka panjang untuk emas bergerak lebih tinggi di tengah kekhawatiran ekonomi global.

"Kami masih harus menghadapi kenyataan bahwa sementara kita terlihat baik, orang-orang di sekitar kita tidak," kata Ira Epstein, Ahli Strategi Pasar di Grup Linn.

Pada hari Kamis, Bank of England memangkas suku bunga ke level terendah dalam sejarah. Suku bunga di seluruh dunia telah jatuh ke wilayah negatif, memberikan dorongan untuk harga emas tahun ini. Logam mulia telah meningkat lebih dari 26 persen (year to date).

Video Terkini