Sukses

Gara-gara Brexit, Orang Kaya Inggris Hilang Uang Rp 1.300 Triliun

Efek hengkangnya Inggris dari Uni Eropa berpengaruh pada nasib orang-orang kaya di negara beribukota London tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Efek hengkangnya Inggris dari Uni Eropa berpengaruh pada nasib orang-orang kaya di negara beribukota London tersebut. Britain exit atau Brexit membuat miliarder di Inggris jumlahnya menurun.

Di tahun lalu, menurut laporan Wealth X, Inggris punya 130 miliarder. Namun pasca Brexit, jumlahnya turun menjadi 106 orang.

Dilansir dari Business Insider, Selasa (9/8/2016), penyebabnya adalah Brexit. Lebih jelasnya, Brexit menyebabkan mata uang pound sterling berada di level terendahnya sejak 30 tahun, dan itu yang bikin kekayaan miliarder Britania itu anjlok, dan akhirnya 24 orang terdepak dalam daftar.

Total kekayaannya juga menurun menjadi US$ 295 miliar atau 226 miliar pound sterling, awalnya US$ 395 miliar atau 303 miliar pound sterling. Artinya, kekayaannya menurun US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.300 triliun (Kurs: Rp 13.000 per dolar).

Secara global, ada 2.473 miliarder menurut Wealth X dengan total kekayaan US$ 7,68 triliun. Asia menjadi benua dengan pertumbuhan miliarder tercepat, dengan 678 wajah baru di dalam daftar masuk di tahun lalu. Itu 4 kali lipat dibanding Amerika Serikat.

Selain itu, laporan Wealth X juga mengklasifikasikan miliarder dari beberapa aspek.

Dilihat dari pendidikan, 70 persen miliarder dalam daftar itu bergelar sarjana, namun hanya 22 persen yang meneruskannya ke jenjang master. Kemudian 57 persen kekayaannya adalah hasil keringat sendiri, naik 7 persen dibanding tahun lalu.

Industri keuangan masih menjadi urutan teratas untuk para miliarder ini. Sebanyak 15,2 miliarder berasal dari industri itu.

Laporan lain menyebut 85 persen miliarder sudah menikah. Banyak miliarder dunia adalah orang dermawan. Masing-masing mendonasikan rata-rata US$ 110 juta dalam masa hidupnya. (Zul/Ndw)