Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengirim 105 insinyur (engineer) ke Eropa dan Amerika Serikat. Para insinyur tersebut adalah mereka yang berada di dalam direktorat pengolahan. Langkah Pertamina pengiriman insinyur ke luar negeri ini dalam rangka proses alih teknologi kilang guna mendukung pelaksanaan proyek pengembangan dan pembangunan kilang di Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soejipto menyatakan, kesuksesan pelaksanaan proyek-proyek pengembangan kilang melalui refinery development master plan (RDMP) maupun grass root refinery (GRR) sangat diperlukan, khususnya pada engineering design dan engineering review.
Oleh karena itu Pertamina menugaskan sejumlah karyawan untuk dapat melakukan proses alih teknologi dengan bekerja di beberapa perusahaan yang memiliki kompetensi tinggi di kedua bidang tersebut, yaitu di Perancis dan Amerika Serikat (AS).
Advertisement
"Bisa dikatakan engineer itu kalau ilmu waktu kuliahnya dulu dipakai. Kalau belum, itu hanya ilmu mandor saja. Jadi target kami kalau proyek ini (kilang Pertamina) selesai, bukan sekadar proyek ini selesai namun lahirnya teknologi Pertamina. Nanti kami titipkan apa yang bisa kami jadikan standar," ujar dia di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (10/8/2016).
Baca Juga
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro menyatakan, sejak bulan lalu hingga November 2016, Pertamina mengirimkan secara bertahap sebanyak 105 pekerja ke luar negeri. Para pekerja tersebut ditempatkan di Axen, Perancis sebanyak 25 orang, Bechtel dan UOP di AS sebanyak 20 orang untuk engineering design dan 20 orang untuk engineering review.
Selain itu juga Foster Wheller dan Bechtel di Inggris juga sebanyak masing-masing 20 orang untuk mendalami engineering design dan engineering review.
"Pengiriman 105 pekerja tersebut ke tempat penugasan merupakan investasi penting bagi Pertamina dalam mencetak sumber daya perusahaan yang handal untuk penyelesaian proyek-proyek kilang yang sangat menantang di masa mendatang," kata Wianda.
Seperti diketahui, Pertamina memiliki aspirasi untuk menuntaskan program pengembangan empat kilang Refinery Development Master Plan yang akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang sebesar 300 ribu barel per hari hingga 2023.
Selain itu, Pertamina juga akan meningkatkan kapasitas pengolahan dengan membangun dua kilang baru di Tuban dan Bontang dengan masing-masing berkapasitas 300 ribu barel per hari.
"Apabila keenam proyek tersebut tuntas, maka pada 2023 Indonesia akan mulai merasakan swasembada BBM. Potensi swasembada itu akan terus terjaga dengan adanya dua proyek tambahan lagi pasca 2023, yaitu berupa pembangunan dua kilang baru berkapasitas masing-masing 300 ribu barel per hari hingga 2030," tandas Wianda. (Dny/Gdn)