Liputan6.com, Batam - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memperkirakan tingkat inflasi hingga akhir tahun ini sebesar 3,2 persen. Angka ini akan lebih rendah jika dibandingkan inflasi tahun lalu yang sebesar 3,35 persen.
Agus menuturkan, pada periode 2013-2014, inflasi Indonesia berada di kisaran 8,3 persen. Hal ini menggerus pendapatan masyarakat sehingga menurunkan daya beli di dalam negeri.
‎"Inflasi di Indonesia pada 2013-2014 sekitar 8,3 persen. Kondisi ini menggerus gaji dan pendapatan masyarakat kita," ujar dia di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (12/8/2016).
Baca Juga
Advertisement
Namun sejak 2015, inflasi ini terus mengalami perbaikan. Dan pada tahun ini, tingkat inflasi diperkirakan akan terus membaik. Hal ini ditandai dengan inflasi di kuartal II sebesar 3,21 persen.
‎"Tapi di tahun 2016 pada kuartal II kemarin tercatat hanya 3,21 persen. Ini sejalan dengan target pemerintah di kisaran 4 persen di tahun 2016. Dengan kondisi ini kita perkirakan sepanjang 2016 bisa dipertahankan sekitar 3,2 persen," kata dia.
Hal senada juga diungkapkan Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo. Menurut dia, jika inflasi pada tahun ini berada pada kisaran 3 persen-5 persen, maka pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5 persen-5,4 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi pada 2015 yang sebesar 4,8 persen.
"Kalau inflasi tahun ini 3 persen-5 persen, ekonomi kita bisa tumbuh 5 persen-5,4 persen.‎ Supaya inflasi dan pertumbuhan ekonomi bisa segitu, maka ada suku bunga 7 day reserve repo rate. Dengan demikian bisa pengaruhi permintaan di dalam negeri. Sehingga kita dapat capai pertumbuhan ekonomi hingga 5,4 persen," tandas dia.(Dny/Nrm)