Sukses

Kisah di Balik Ekspedisi Kapal Spirit of Majapahit

Ketua Yayasan Pecinta Majapahit Sumarwoto menjelaskan, ekspedisi ini bermula dilatarbelakangi niat untuk memperkenalkan ‎kebudayaan RI.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bekerja sama dengan Yayasan Pecinta Majapahit berhasil menyelenggarakan ekspedisi Spirit of Majapahit.

Kapal dengan misi budaya tersebut berlayar mengikuti Napak Tilas perjalanan kapal pada masa Majapahit, dengan rute yang berakhir di Jepang. Tak banyak yang tahu, ternyata kapal yang terbuat dari kayu tersebut sudah digagas sejak 2009.

‎Ketua Yayasan Pecinta Majapahit Sumarwoto menjelaskan, ekspedisi ini bermula dilatarbelakangi niat untuk memperkenalkan ‎kebudayaan Indonesia.

"Awal mula dibangunnya kapal ini, tahun 2009 ketika Jero Wacik jadi Menteri Pariwisata, kami ingin membantu meningkatkan kebudayaan. Kebudayaan ini seperti ditinggalkan pemerintah," kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat (12/8/2016).

Dia mengatakan, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ternyata Majapahit memiliki hubungan yang erat dengan Jepang. Oleh karena itu, muncul gagasan untuk membuat kapal guna membuktikan hubungan di masa lalu‎ tersebut. "Kemudian kami membangun Kapal Majapahit untuk membuktikan hubungan itu pernah terjalin," ujar dia.

‎Sumarwoto mengatakan, waktu itu dibentuklah sebuah tim khusus untuk pembuatan kapal tersebut. Dalam tim tersebut melibatkan pemerintah juga para ahli perkapalan.

"Kemudian dibentuklah tim khusus yang dipimpin Dirjen Sejarah dan Purbakala dengan mengundang ahli perkapalan Prancis, Jerman, Belanda, ITS Perkapalan, Unhas, UI, Unsoed, dan UGM," ujar dia.

‎Setelah itu, muncul kesepakatan untuk membuat kapal tersebut di wilayah Slopeng Sumenep. Pembangunan kapal ini memakan waktu sekitar setahun.

"Kami Yayasan Pecinta Majapahit menghubungi pembuat kapal di Slopeng Sumenep dan selama setahun dibangun dan dilayarkan ke Jakarta untuk diberangkatkan ke Jepang," jelas dia.

Sumarwoto mengatakan, pelayaran dengan tujuan ke Jepang bukanlah untuk pertama kalinya. Kapal tersebut sempat berlayar, tapi gagal karena terkena badai di wilayah Filipina. Alhasil, kapal tersebut akhirnya kembali Indonesia.‎ 

‎"Apapun juga bantuan dari Kemenko Maritim besar sekali untuk terlaksana pelayaran ini," tandas dia. (Amd/Nrm)