Sukses

Cerita Menteri ESDM Arcandra Tahar Mengajar Ngaji di AS

Menteri ESDM Arcandra Tahar menyatakan hidup di luar negeri itu pilihan, tetapi belajar agama itu wajib.

Liputan6.com, Jakarta - Selain menimba ilmu dan berkarier, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar juga menjadi guru ngaji di Amerika Serikat (AS). ‎Hal tersebut didorong oleh minimnya pendidikan agama di negeri Paman Sam tersebut.

Sekolah di Amerika Serikat tidak memberikan pembekalan ilmu agama ke siswanya seperti di Indonesia, sehingga ilmu agama hanya didapat dari keluarga.

Sedangkan Arcandra memandang pengetahuan tentang agama bagi anak-anak merupakan hal yang wajib, kondisi tersebut yang mendorong Profesor berdarah Minang ini mengajarkan ilmu agama Islam ke anak-anak di Amerika Serikat.

‎"Hidup di luar negeri itu pilihan, tetapi belajar agama itu wajib," kata dia, di Jakarta, seperti yang dikutip Senin (15/8/2016).

Arcandra mengungkapkan, ide mengajar ngaji berawal dari perkumpulan Warga Negara Indonesia (WNI) muslim yang menghadiri ceramah keagamaan, namun anak-anak yang dibawa WNI dalam acara tersebut tidak ikut menyimak tetapi malah berlarian. Kemudian muncul ide untuk memberikan pendidikan agama pada anak-anak tersebut dengan meminta Arcandra sebagai gurunya.

Setelah beberapa waktu Arcandra pun mengabulkan permintaan tersebut, tetapi dia memberikan konsep yang harus ditanamkan saat dirinya mengajar mengaji, yaitu didasari niat untuk mengaji pada anak-anak, bukan sekadar berkumpul.

Namun, benar sebagai ajang penyaluran ilmu agama, hal tersebut menjadi syarat pertama yang diajukan Arcandra ke orangtua jika ingin dirinya mengajar ngaji ke anaknya.

‎Tidak hanya niat, syarat berikutnya yang diminta Arcandra adalah mengajar ngaji saat waktu yang tepat, yaitu Sabtu ketika orangtua dan si anak libur bekerja dan sekolah.

Syarat berikutnya adalah orangtua harus mendampingi anaknya mengaji, tujuannya karena pertemuan mengaji hanya seminggu sekali, maka orangtua akan menjadi guru di rumah untuk mengajarkan mengaji setiap harinya. Metode tersebut digunakan Arcandra karena sebenarnya orangtua yang memiliki kewajiban mengajarkan anaknya mengaji.

‎"Setelah dia belajar ngaji dua jam dengan kita, hari Sabtu,Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dia ngapain? belajar ngaji juga. Sama ibu bapaknya dong. Jangan sampai otoritas mengajar anak mengaji itu diambil alih oleh guru. Jangan ya. Tanggung jawab bapak ibu, nanti ditanya oleh malaikat. Sudah kah engkau ajarkan ngaji? Sudah. Siapa? Gurunya. Pak Ustadz," tutur Arcandra.

Setelah semua disepakati, Arcandra pun mulai mengajar ngaji ke anak-anak sekitar 2006. Awalnya dia hanya mengajar tiga hingga empat keluarga. Menurut Arcandra, ada dua tujuan mengaji lala itu yaitu bisa membaca Al-Quran dan  Sholat untuk mendoakan orang tua.

Karena itu, dalam kegiatan tersebut Arcandra Tahar membagi dalam dua sesi yaitu belajar membaca Al-Qur'an, diawali  pengenalan huruf hijaiyah dengan membaca iqro, kemudian‎ sesi kedua untuk belajar tata cara sholat berikut bacaannya.

Seiring berjalan waktu, kegiatan belajar tersebut kian berkembang, pesertanya tidak hanya tiga keluarga saja. Bahkan untuk ikut belajar mengaji sampai menunggu giliran, karena tempatnya terbatas untuk menjaga keamanan tempat tersebut maka jumlah peserta pengajian dibatasi. Pesertanya pun tidak hanya WNI, ada juga Warga Negara Asing yang ikut menimba ilmu agama ditempat pengajian tersebut.

‎Selain‎ itu, materi ilmu agama juga berkembang, dari hanya belajar membaca Al-Quran dan tata cara sholat, kini pengajian tersebut juga mengajarkan tajwid, menghafal surat Al-Quran, pengenalan dasar-dasar agama.

Semakin berkembangnya ilmu yang diajarkan, Arcandra pun tidak lagi sendiri mengajar mengaji dirinya dibantu beberapa orang untuk mengisi materi. "Murid sudah banyak. Tidak mungkin diajar satu orang," ujar dia. (Pew/Ahm)