Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan ekspor babi hidup dari Indonesia ke Singapura pada Juli ini sebesar 11,61 persen menjadi US$ 4,58 juta dari periode bulan sebelumnya sebesar US$ 4,10 juta. Secara akumulasi sepanjang Januari-Juli 2016, realisasi ekspor babi mencapai US$ 30,25 juta.
Saat dikonfirmasi kenaikan ekspor babi kepada Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman usai Rapat Koordinasi Irigasi, dia mengaku kaget. Kemudian merespon jika kenaikan ekspor juga terjadi pada komoditas lain.
"Ekspor hortikultura naik 34 persen, impor jagung turun, ketahanan pangan juga naik, tapi tidak diekspos," kata dia di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (15/8/2016).
Baca Juga
Perihal rencana pemerintah dengan ekspor babi ini, Mentan tak menjawab dengan pasti. Kembali dia mengingatkan jika realisasi ekspor beberapa komoditas pertanian lain juga naik.
"Ya jangan ekspor babinya (didorong). Ekspor hortikultura yang naik bawang merah, karena kita mulai ekspor minggu lalu. Ekspor jagung juga kita pertahankan dan meningkatkan produksinya agar impor turun terus," jelas Amran.
Dia bilang, Kementan menargetkan kenaikan ekspor bawang merah lebih dari 8.000 ton di tahun ini. Realisasi ekspor bawang merah tahun lalu sebanyak 8.000 ton.
"Tahun ini ekspor bawang merah mudah-mudahan lebih tinggi, di atas 8.000 ton. Karena kita menuju puncak panen sekarang," papar dia.
Lebih jauh Amran mengatakan, untuk meningkatkan produksi pangan, pemerintah fokus pada rehabilitasi atau perbaikan jaringan irigasi atau saluran air. "Targetnya rehabilitasi 1 juta hektare (ha) jaringan irigasi tahun ini dan tahun depan," dia menjelaskan.
BPS mencatatkan kenaikan ekspor babi hidup dari Indonesia ke Singapura pada Juli ini sebesar 11,61 persen menjadi US$ 4,58 juta dari periode bulan sebelumnya sebesar US$ 4,10 juta. Secara akumulasi sepanjang Januari-Juli 2016, realisasi ekspor babi sebanyak US$ 30,25 juta.
"Indonesia ternyata ekspor babi lho, nilainya US$ 4,58 juta di Juli ini atau naik 11,61 persen dibanding Juni 2016," kata Kepala BPS Suryamin.
Berdasarkan data BPS, ekspor babi dari Indonesia ke Singapura di Juli ini mengalami penurunan 1,15 persen jika dibanding pencapaian bulan ketujuh 2015 yang mencapai US$ 4,63 juta. Sementara secara kumulatif, nilai ekspor babi di Januari-Juli ini sebesar US$ 30,25 juta menurun 10,03 persen dari ekspor di periode yang sama tahun lalu senilai US$ 33,62 juta.
Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo, Indonesia rajin memasok babi hidup berwarna putih kemerahan ke Singapura untuk diolah menjadi sajian makanan.
"Tidak ekspor ke negara lain, cuma ekspor babi hidup dari Batam ke Singapura. Kan lokasinya juga dekat, sehingga tidak perlu ongkos mahal, jadi ekspor harga babi hidup murah," terang dia.
Sasmito mengaku, Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan ekspor babi ke Singapura, bahkan menarik investasi peternakan babi dari investor Singapura. "Potensi ekspor babi normal saja, tapi kita bisa menggaet investasi supaya Singapura investasi peternakan babi di Indonesia," jelasnya. (Fik/Nrm)