Liputan6.com, Jakarta Pengamat Ekonomi Anggito Abimanyu menilai pemotongan anggaran yang akan dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani akan berdampak positif pada perekonomian. Pemotongan anggaran ini bisa membuat ekonomi Indonesia tumbuh 6 persen di 2017.
Anggito menjelaskan, banyak hal positif yang bisa didapat dengan memotong anggaran, defisit anggaran juga dapat dikurangi. Selain itu, pemerintah tidak perlu kembali menerbitkan surat utang negara untuk menutupi defisit.
Baca Juga
"Kalau ingin melakukan pemotongan yang lebih signifikan, lakukan sekarang. Supaya tidak menambah defisit, tidak harus menambah penerbitan utang, dan tahun depan tidak ada lagi tunggakan, sehingga tidak ada yang dilimpahkan," ujar dia di Jakarta, Senin (15/8/2016).
Advertisement
Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga harus menyelesaikan pembayaran subsidi dan kontrak-kontrak pembangunan infrastruktur yang dialokasikan pada tahun ini. Dengan demikian, pada 2017 tidak ada lagi beban yang harus ditanggung pemerintah.
"Jangan sampai ada subsidi yang belum dibayarkan, dana bagi hasil yang terhutang bayarnya. Lakukan apa adanya saja, sehingga tidak ada kewajiban negara terhadap kontraktor atau pihak tertentu supaya di 2017 itu bisa lari," lanjut dia.
Anggito menilai, jika hal ini bisa dilakukan, maka Menteri Keuangan bisa membuat rencana struktur anggaran 2017 secara lebih baik.
"Jadi di 2017 bisa mulai dengan perencanaan yang bagus, tidak ada beban hutang, sehingga seluruh penerimaan di 2017 itu dipakai untuk 2017. Kita harus berpikir realistis di 2016, bahkan lebih konservatif sehingga tidak ada beban di 2017. Itu bagus untuk Bu Sri Mulyani dia bisa mikir tanpa ada beban," kata dia.
Dengan demikian, Anggito yakin ekonomi Indonesia bisa tumbuh 6 persen di 2017. Hal ini dibantu dengan selesainya sebagian proyek infrastruktur pemerintah.
"Saya membayangkan di 2017 itu bisa tumbuh di 6 persen, apalagi kalau infrastruktur sudah jadi. Jadi sudah bisa beroperasi secepatnya, jalan tol sebagian bisa jalan, itu akan membantu," tandas dia.