Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki komoditas timah terbaik di dunia. Saat ini Indonesia juga menjadi salah satu produsen‎ timah terbesar di dunia bersama dengan Tiongkok.
Chief Executive Officer Indonesian Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Megain Widjaja mengatakan‎, Indonesia menjadi negara kedua produsen timah terbesar di dunia, setelah Tiongkok. Indonesia juga memasok 26 persen timah di pasar internasional. "Indonesia saat ini jadi produsen timah terbesar kedua di dunia," ujar dia di The Capitol, Jakarta, Kamis (18/8/2016).
Selain itu, timah yang diproduksi di Indonesia juga dinilai yang terbaik di dunia. Itu karena kandungan timah murni Indonesia mencapai 99,9 persen dan bebas dari timbal.
"Menurut para pelaku usaha dunia, timah Indonesia kualitasnya luar biasa. Mereka katakan timah Indonesia ini the best, karena tingkat kemurniannya 99,9 persen. Kandungan yang mengotori timah, yang orang itu timah hitam, di produk kita ini kandungannya minimal," dia menjelaskan.
Selain itu, kini Indonesia juga telah memiliki kuasa yang lebih besar untuk menentukan harga timah di pasar internasional.
Hal tersebut setelah terbentuk ICDX berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 32 Tahun 2013. Dengan ICDX ini, produk timah Indonesia diperdagangkan di dalam bursa komoditas sehingga harga dan stok timah menjadi lebih stabil.
"Sebelum terbentuknya ICDX ini, volatilitas harga timah sebesar 25 persen-30 persen. Tetapi setelah dibentuknya volatilitas turun menjadi 15 persen. Saat ini Indonesia sudah jadi barometer harga timah global. Kalau dulu kita bergantung pada bursa timah negara lain. Jadi dulu lucu, kalau mereka tidak punya sumber daya mineral tapi mereka yang menentukan harga," tandas dia.
Sebagai informasi, ekspor timah Indonesia di 2013 baru sebesar 18 ribu ton per tahun. Kemudian meningkat tajam pada 2014 menjadi 54 ribu ton, di 2015 sebesar 69 ribu ton. Dan pada periode Januari-Juli 2016 sudah mencapai 32 ribu ton per tahun.
Terkait timah, rencananya ICDX akan mengelar konferensi dan pameran Indonesia Tin Conference & Exhibition (ITCE) 2016. Ajang tersebut akan berlangsung di Bali pada 18-20 September 2016.
Megain Widjaja mengatakan, ‎dengan mengangkat tema Navigating Indonesia Becoming The Global Leader in Tin Industry, pameran ini bertujuan untuk memberikan gambaran soal kemajuan industri timah Indonesia. "Ini untuk memajukan usaha perdagangan timah Indonesia yang berkualitas, terbaik dan terkendali," ujar dia.
Dia menuturkan, berbagai isu nasional dan internasional yang mempengaruhi harga komoditas timah akan dibahas pada ajang ini.
Rencananya Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita akan memberikan gambaran perdagangan komoditas di Indonesia dan menjelaskan mengenai dukungan pemerintah untuk meningkatkan performa industri komoditas timah di Tanah Air.
"Ajang ITCE 2016 ini juga akan diisi oleh perwakilan dari kementerian/lembaga terkait, ekonom internasional dan para ahli yang kompeten di bidang timah. Hal ini untuk memberikan gambaran mengenai tren ekonomi dunia," kata dia.
Selain itu, ajang ini juga akan menjadi momen bertemunya 250 partisipan yang berasal dari 25 negara, baik yang menjadi anggota ICDX maupun pihak luar.
"ITCE merupakan ajang yang penting bagi para pelaku usaha timah untuk memberikan navigasi yang tepat untuk setiap pelaku industri timah nasional maupun internasional. Dengan demikian diharapkan bisa menjadi barometer harga timah dunia," tandas dia.(Dny/Nrm)
Advertisement