Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I berniat menerbitkan obligasi dengan total nilai Rp 3 triliun pada tahun ini. Obligasi tersebut untuk pengembangan 5 bandara yang dikelola Angkasa Pura I.
Direktur Keuangan Angkasa Pura I Novrihandri mengatakan, pengembangan diperlukan lantaran terjadi kekurangan kapasitas penumpang.
Baca Juga
"Kita butuh tidak sedikit. Saat ini bandara mengalami lack of capacity," kata dia di Hotel Dharmawangsa Jakarta, Kamis (18/8/2016).
Advertisement
Lebih lanjut, Angkasa Pura I membutuhkan pendanaan eksternal sampai tahun 2020 sebesar Rp 25 triliun untuk belanja modal atau capital expenditure. Dana tersebut akan dipenuhi melalui pinjaman kredit dari perbankan dan lembaga keuangan bukan bank sebesar Rp 10,5 triliun dan penerbitan obligasi sebesar Rp 14,5 triliun.
‎Dia mengatakan, pendanaan tersebut untuk pembangunan dan pengembangan lima bandara yakni Bandara Ahmad Yani Semarang yang menelan investasi Rp 2,1 triliun, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin Rp 2,3 triliun, Bandara Yogyakarta Rp 9,3 triliun, Terminal 3 Bandara Juanda Surabaya Rp 9,1 triliun dan Bandara Sultan Hassanudin Makassar Rp 3,6 triliun.
Pada tahun ini, perseroan membutuhkan dana sekitar Rp 7 triliun di mana sekitar Rp 4 triliun telah diperoleh dari pinjaman sindikasi.
"Obligasi menggunakan buku Juni," tutur dia.
Dia mengatakan, untuk ‎penerbitan obligasi ini telah menunjuk 4 penjamin emisi antara lain PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Securties, dan PT BCA Sekuritas.
"Yang jelas, yang namanya apapun pinjaman kita evaluasi. Kemudian ditanya obligasi sudah menunjuk underwriter," tandas dia.