Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia siap mendukung pemerintah dalam mendorong peningkatan standar mutu sumber daya manusia (SDM), khususnya di bidang industri. Hal ini sebagai bagian dari strategi pengembangan industri nasional secara berkelanjutan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani mengungkapkan, pihaknya sebagai mitra pemerintah siap berkontribusi untuk mendorong pembukaan lapangan kerja, penciptaan wiraswasta, dan SDM bersertifikasi internasional.
Kadin akan bersinergi dengan pemerintah untuk melakukan revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) yang saat ini telah dimiliki Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker).
Advertisement
Baca Juga
"Intinya, diperlukan SDM bersertifikasi yang bisa bekerja di negara-negara ASEAN. Kadin siap memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan industri,” ujar dia di Kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis (18/8/2016).
Dia mengatakan, Kadin akan memetakan potensi unggulan suatu daerah agar dapat mempermudah penyaluran tenaga kerja. Sebagai contoh, Provinsi Jawa Barat yang terkenal dengan industri tekstil, maka tenaga kerja yang disalurkan harus memiliki kompetensi di bidang itu.
Selain itu, Kadin juga akan menentukan jenis industri, sarana prasarana pembiayaan, teknologi, SDM, dan infrastruktur yang menunjang aktivitas industri.
“Di Bandung, Jawa Barat memang banyak industri tekstil. Industri unggulan di daerah itu adalah tekstil. Nah, itu yang kami tingkatkan, SDM yang berhubungan dengan tekstil. Kami akan dorong agar lebih banyak menciptakan lapangan pekerjaan," dia menjelaskan.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengungkapkan pihaknya bersama Kadin sepakat untuk mempererat kerja sama pada hal-hal yang dianggap prioritas dalam 3 tahun ke depan dalam sektor industri.
"Silaturahmi kita membahas mengenai prioritas industri dalam 3 tahun ke depan dan tantangan yang dihadapi," ungkap dia.
Airlangga menjelaskan, sejumlah tantangan yang dihadapi industri ke depannya yaitu soal kebutuhan tenaga kerja yang terampil. Hal ini membutuhkan dukungan pelatihan dan pendidikan dari pelaku usaha industri.
"Kita ada tantangan SDM industri, karena kompetensinya perlu ditingkatkan. Salah satu nanti kita bersama Kadin kita dorong vocational training untuk SMA atau SMK sampai D1-D2," tutur dia.
Kemudian kedua, soal industri hilir yang belum berkembang dengan baik. Kedua pihak sepakat untuk terus memperdalam struktur industri mulai dari hulu hingga hilir.
"Kemudian kedua, pendalaman struktur industri dari hulu, tengah dan hilir. Kita mencoba cari balance untuk pasar domestik maupun pasar ekspor," lanjut dia.
Dan ketiga, soal pemerataan pembangunan industri di daerah. Hal ini dianggap penting untuk menumbuhkan pengusaha baru di daerah.
"Ketiga, pengembangan pemerataan pembangunan di daerah. Ini petanya bersama Kadin kami dorong untuk meningkatkan keseimbangan terutama mengenai jenis industri. Dan yang tidak kalah penting yaitu untuk mencetak wiraswasta lebih banyak," tandas dia.(Dny/Nrm)