Sukses

Pengungkapan Harta Tax Amnesty Lewat BTN Baru Capai Rp 100 Miliar

Produk BTN yang ditawarkan untuk peserta tax amnesty, yakni investasi properti, deposito amnesti pajak, kredit swadana amnesti pajak.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) optimistis bisa meraup dana hasil repatriasi maupun deklarasi aset Rp 50 triliun dari program pengampunan pajak (tax amnesty). Hingga saat ini, pengungkapan harta melalui BTN baru mencapai Rp 100 miliar.

Direktur Utama Bank BTN, Maryono, masih berharap dapat menjaring para pemilik modal yang ingin mendeklarasikan harta maupun merepatriasi dana. Dirinya optimistis banjir dana akan terjadi pada September 2016 atau akhir periode pertama program tax amnesty.

"Kami baru 10 hari jadi gateway tax amnesty, jadi yang masuk masih Rp 100 miliar. Itu dari deklarasi di dalam negeri. Targetnya Rp 50 triliun masih optimistis tercapai," tutur Maryono usai Sosialisasi Tax Amnesty dan Properti Investment di Jakarta, Jumat (19/8/2016).

Saat ini, kata dia, BTN sudah merasakan dampak positif dari program pengampunan pajak. Salah satunya banyaknya permintaan investor terhadap penerbitan obligasi perseroan belum lama ini.

"Target penerbitkan obligasi Rp 3 triliun, bersyukur bisa lebih dari Rp 3 triliun. Jadi BTN sudah mendapatkan dampak tax amnesty," ucap Maryono.

Adapun produk unggulan BTN yang ditawarkan untuk peserta tax amnesty, yakni investasi properti, deposito amnesti pajak, kredit swadana amnesti pajak (back to back), DIRE dengan imbal hasil lebih tinggi dibanding produk bank, serta tabungan super untung.

Untuk produk BTN umum, ritel dan korporat, meliputi deposito, tabungan dan giro dengan rate investasi lebih baik 0,25 persen dibanding dengan Bank BUKU 4, reksa dana dan surat berharga negara, dan bancassurance.

Produk lainnya, obligasi bank BTN, deposit on call, obligasi ritel dan pemerintah, serta deposito dan tabungan serta giro syariah. "Pertumbuhan kami di atas rata-rata perbankan. Kami perusahaan terbuka yang pertumbuhan harga sahamnya tertinggi di 2016 lebih dari 40 persen," ucap Maryono. (Fik/Gdn)