Sukses

Di Atas Laut Natuna, Menteri Susi Lobi Utusan Vietnam

Menteri Susi menawarkan kepada pemerintah Vietnam untuk menanamkan modalnya di sektor perikanan, khususnya di Natuna

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menggelar pertemuan bilateral dengan pemerintah Vietnam yang diwakili Deputi Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam, Vu Van Tam. Dalam pertemuan, Susi mengajak Vietnam berinvestasi di Indonesia.

Pertemuan bilateral tersebut berlangsung di atas laut, berlayar menggunakan Kapal Riset dan Latih milik KKP, MV Madiding 03 dari Selat Lampa ke Ranai, kawasan perairan Natuna. 

Dikutip dari keterangan resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan, di Jakarta, Senin (22/8/2016), Menteri Susi menawarkan kepada pemerintah Vietnam untuk menanamkan modalnya di sektor perikanan, khususnya di Natuna.

"Menindaklanjuti hal tersebut, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) akan segera mengirimkan policy document, mengenai investasi perikanan di Indonesia melalui Kedubes Vietnam di Jakarta," ucap Susi.

Selain itu, sambungnya, Ditjen PDSPKP juga akan segera mengirimkan kepada pemerintah Vietnam untuk menghadiri acara forum bisnis yang diselenggarakan secara rutin setiap bulan di Kantor KKP.

"Pertemuan ini menghasilkan rekomendasi agar Satuan Tugas (Satgas) 115 bisa mengkaji opsi pemulangan ABK Vietnam dengan Kapal Patroli PSDKP di perbatasan RI-Vietnam untuk dipindahkan ke kapal patroli Vietnam," jelas Menteri Susi.

Sebelumnya pada 21 Agustus 2016,  Menteri Susi Pudjiastuti menargetkan pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di 15 lokasi pulau terluar dan kawasan perbatasan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan visi misi Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Menurutnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mengejar penyelesaian pembangunan SKPT di 10 lokasi pada tahun ini. Termasuk di Kabupaten Natuna, yang dipusatkan di Selat Lampa. "Indonesia itu sangat sentral dilewati empat samudera, dan Natuna titik spot yang luar biasa penting," tegas Menteri Susi.

Di Natuna, lanjutnya, bukan hanya menjanjikan di sektor perikanan, tapi juga titik potensial Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia. Menurut Susi, keberadaan negara bisa dihormati negara lain melalui pembangunan.

"Tidak bisa hanya bilang ini tanah kita, teritorial kita, lalu membiarkan siapa saja masuk menjarah (sumber daya alam) kita. Tentu tidak seperti itu karena kita perlu memastikan sumber perikanan dan kedaulatan perikanan kita terjaga," ucap Susi. (Fik/Gdn)