Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero) Tbk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2016. Dalam RUPSLB itu, perseroan memutuskan menyetujui agenda pertama, yaitu meningkatkan modal disetor Perseroan melalui Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) dengan penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau Rights Issue.
“Dalam aksi korporasi ini, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 1.776.311.645 saham biasa atas nama seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham,” ujar Direktur Utama Tumiyana dalam keterangannya, Selasa (23/8/2016).
Baca Juga
Dana yang diperoleh dari hasil aksi korporasi ini sebesar Rp 4,41 triliun. Tumiyana mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja perseroan dan mempercepat program Infrastruktur nasional
Advertisement
Program infrastruktur tersebut antara lain pengembangan kawasan industri, kawasan pelabuhan dan pembangunan pelabuhan, pembangunan jalan tol, pembangkit listrik, pembangunan apartemen dan hunian untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Penambahan modal ini akan berasal dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) 2016 senilai Rp 2,25 triliun dan dana publik melalui mekanisme Rights Issue sebesar Rp 2,16 triliun.
Tumiyana menjelaskan, setelah pelaksanaan PUT I, kepemilikan saham pemerintah tetap sebesar 51 persen dengan porsi Publik tetap sebesar 49 persen. Dalam aksi korporasi ini, perseroan menggandeng Danareksa, Mandiri Sekuritas dan Bahana Sekuritas sebagai Joint Standby Buyer di mana Danareksa Sekuritas sebagai Joint Lead atas transaksi rights issue tersebut.
Selain menyetujui agenda pertama, dalam RUPSLB tersebut juga disetujui perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Susunan Pengurus Perseroan.
Laporan Keuangan
PT PP juga mengeluarkan Laporan Keuangan Triwulan II-2016 pada Senin (22/8/2016) yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hertanto, Grace, Karunawan.
Tumiyana mengatakan, perseroan membukukan kinerja enam bulan pertama dengan positif di mana pendapatan usaha (revenue) naik menjadi Rp 6,47 triliun atau 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,22 triliun.
Perolehan pendapatan tersebut berpengaruh positif pada kenaikan laba bersih tengah tahun menjadi Rp 410 miliar atau naik 95,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 210 miliar.
“Keberhasilan Perseroan meningkatkan kinerjanya dari waktu ke waktu disebabkan telah berjalannya Program Transformasi Bisnis dengan baik dan didukung oleh semua lini bisnis Perseroan," ujarnya.
Sementara itu, total order book sampai dengan minggu ketiga Agustus 2016 mencapai Rp 58,42 triliun yang terdiri dari perolehan kontrak baru sebesar Rp 19,42 triliun dan carry over tahun 2015 sebesar Rp 39 triliun.
“Sampai dengan akhir tahun 2016 ini, perseroan tetap optimistis dapat kembali melampaui target kontrak baru yang sudah ditetapkan oleh Manajemen sebesar Rp 31 triliun. Sampai dengan akhir Juli 2016, kontrak baru perseroan telah mencapai 62,65 dari total target perolehan kontrak baru yang ditetapkan Perseroan sepanjang tahun ini,” tutur Tumiyana.
Pencapaian kontrak baru tersebut terdiri dari kontrak baru Induk Perseroan sebesar Rp 16,09 triliun dan anak perusahaan sebesar Rp 3,33 triliun.
Advertisement