Sukses

Perbedaan Boy dan Erick Thohir Saat Rintis Bisnis

Garibaldi dan Erick Thohir memiliki kesamana yaitu berpikir untuk memberi kontribusi lebih besar kepada negara.

Liputan6.com, Jakarta - Garibaldi Thohir dan Erick Thohir mempunyai perbedaan minat dalam menjalani sebuah bisnis meski bersaudara. Namun kakak beradik yang terpaut lima tahun ini, tetap saling mendukung demi mengharumkan nama keluarga Thohir serta bangsa Indonesia di kancah internasional.

"Saya sama Erick beda 5 tahun, tapi kami punya passion dan mimpi yang berbeda. Walaupun dalam bisnis tambang batu bara di perusahaan keluarga, Erick punya saham tapi dalam keseharian tidak incharge sama sekali," kata Garibaldi yang akrab disapa Boy Thohir dalam acara Inspirato Liputan6.com, Jakarta, Selasa (23/8/2016).

Boy Thohir menuturkan, Erick lebih menekuni bisnis di bidang olahraga, entertainment, dan media. Sementara Boy memilih di jalur yang bersimpangan seperti menggeluti bisnis tambang batu bara di bawah bendera PT Adaro Energy Tbk.

"Walaupun berbeda minat, tapi dia (Erick) selalu support saya. Kami juga sering berdiskusi bersama dengan kakak perempuan saya. Erick punya kemampuan dan passion yang hebat," kata Boy Thohir.

Namun Ia mengakui, ada kesamaan di antara mereka, yakni berpikir untuk memberi kontribusi lebih besar kepada negara. "Kita punya mimpi yang sama, membawa dan mengharumkan nama baik keluarga, dan Indonesia di kancah dunia," ujar Boy Thohir.

Untuk diketahui, keluarga Thohir memang terkenal sangat kaya. Boy Thohir diketahui memiliki pendapatan senilai 1 miliar euro. Sedangkan ayah mereka, merupakan pemilik raksasa bisnis otomotif bersama William Soeryadjaya, Astra International dengan laba mencapai 20 miliar euro per tahun.

Dikutip dari laman espnfc.com mengungkapkan pundi kekayaan Erick Thohir berasal dari sejumlah perusahaannya yang bergerak di bidang industri media. Erick mengelola majalah, surat kabar, stasiun televisi dan radio, juga sejumlah situs periklanan, penjualan tiket dan situs-situs hiburan yang bersifat komersil.

Mahaka Group yang dipimpinnya membangun Radio One Jakarta pada 1999 dan membeli harian Republika pada 2000. Tak hanya itu, lewat Mahaka Group, pengusaha kelahiran Jakarta tersebut membeli Harian Indonesia yang diterbitkan ulang sebagai Sin Chew-Harian Indonesia. Surat kabar tersebut dikelola Sin Chew Media Corporation Berhad yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia.

Hingga 2009, Grup Mahaka telah berkembang dan menguasai majalah a+, Parents Indonesia, dan Golf Digest; Sementara untuk bisnis media surat kabar: Sin Chew Indonesia dan Republika; Stasiun TV: JakTV, stasiun radio GEN 98.7 FM, Prambors FM, Delta FM, dan FeMale Radio.

Kekayaan Erick semakin bertambah ketika dirinya didapuk menjadi Presiden Direktur dari kelompok bisnis Bakrie, VIVA grup yang didirikannya bersama Anindya Bakrie. Keduanya sempat membangun Lativi yang dibelinya pada 2008.

Pada 2002, Erick mendaftarkan Mahaka Media di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hanya dalam waktu setengah tahun, Mahaka Media memperoleh pendapatan hingga Rp 137 miliar. Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya dengan pendapatan Rp 113 miliar.

Langkah serupa dilakukan Erick dengan mendaftarkan VIVA di BEI pada November 2011 dengan harga penawaran perdana Rp 450 per lembar saham.

Pada pertengahan September di tahun berikutnya, harga saham perusahaan yang dipimpinnya tersebut naik menjadi Rp 590 atau sebesar 30 persen. Pertengahan tahun 2012, pendapatan perusahaan tersebut mencapai Rp 546 miliar naik dari Rp 464 miliar tahun sebelumnya.

Erick terkenal sangat yakin dengan segala bisnis yang dijalaninya. Prediksinya, biaya periklanan di medianya mampu menembus angka Rp 113 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 60 persen akan mengalir ke bagian periklanan TV. Terakhir, ia membeli klub sepakbola Inter Milan.

Keputusan untuk membeli Inter Milan, Erick menuturkan, merupakan hal yang sangat luar biasa.

"Hari ini merupakan hari yang sangat spesial dalam hidup saya. Terima kasih pada Moratti yang mempercayai saya untuk memimpin Inter Milan memasuki babak baru. Saya sangat senang dengan kehadirannya sebagai mitra saya di sini. Semua hal yang dilakukan keluarga Moratti untuk Inter Milan sangat luar biasa dan membuat Inter menjadi salah satu klub sepakbola yang dihargai di dunia," ungkap dia. (Fik/Ahm)