Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dinilai membutuhkan fasilitas alat mesin pertanian (alsintan) yang canggih guna mendukung sektor pertanian di dalam negeri.
Sebab, meski memiliki potensi pertanian yang besar, Indonesia masih tertinggal dibandingkan Thailand karena teknologi dan permesinan pertanian yang masih kurang.
Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin Hasbi Assiddiq mengatakan Indonesia merupakan negara agraria dengan sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian.
Advertisement
Baca Juga
"Indonesia merupakan negara agraria. Sebanyak 70 persen penduduknya bekerja di sektor pertanian. Potensi alam kita juga sangat mendukung swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (25/8/2016).
Namun untuk mencapai target swasembada ini, ujar Hasbi, perlu dukungan fasilitas alat mesin pertanian (alsintan) seperti traktor, pompa irigasi, ekskavator dan lain-lain. Adanya alsintan ini akan mempercepat proses tanam dan meningkatkan produktifitas lahan pertanian.
"Dalam rangka mencapai swasembada pangan ini, penting adanya proses mekanisasi pertanian dengan alat dan mesin untuk mendukung masa tanam, panen, pasca-panen. Kemenperin mendukung program pengadaan alsintan baik dari dalam maupun impor," kata dia.
Hasbi menjelaskan, pada periode 2011-2015, total pengadaan alsintan di Indonesia mencapai 87.550 unit yang sebagian merupakan produk lokal. Bahkan produk dalam negeri ini telah berhasil menembus pasar internasional.
"Industri alsintan di dalam negeri telah mampu menghasilkan produk-produk seperti traktor, pompa irigasi dan lain-lain. Tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) produk-produk ini telah mencapai 40 persen. Bahkan produk traktor roda dua Indonesia telah berhasil menembus pasar Afrika," jelas dia.
Sementara itu, Direktur (GEM Indonesia) Baki Lee mengatakan, Indonesia memiliki potensi pertanian yang sangat besar dibandingkan dengan negara ASEAN lain seperti Thailand, Vietnam, Filipina. Namun faktanya, produktivitas pertanian Thailand 50 kali lebih besar dibandingkan Indonesia.
Menurut dia, tingginya produktivitas pertanian Thailand ini karena adanya dukungan teknologi dan permesinan yang canggih. Oleh sebab itu, pertanian padi di Thailand mampu panen 1-5 kali dalam setahun. Sedangkan di Indonesia hanya 1-2 kali panen per tahun.
"Lahan pertanian di Indonesia sangat luas, dan punya potensi besar mendorong ekonomi nasional dengan cepat. Maka salah satu caranya dengan menerapkan mekanisasi pertanian untuk mencapai produktivitas lebih tinggi. Negara seperti Amerika dan Eropa telah menerapkan mekanisasi ini sejak lama, sehingga mereka bisa lebih produktif dan efisien," tandas dia.
Terkait alat pertanian, International Agricultural Machinery, Technology & Services Exhibition (Inagritech) 2016 kembali digelar di Jakarta International Expo (JIExpo) Kamayoran pada 25-27 Agustus 2016.
Ajang pameran ini diinisiasi PT Global Expo Management (GEM Indonesia) dengan menggandeng Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Pertanian (Kementan).(Dny/Nrm)