Liputan6.com, Jakarta - Usai perayaan Lebaran Idul Fitri, harga kebutuhan pokok di Agustus relatif terkendali. Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Damhuri Nasution meramal inflasi bulan kedelapan ini masih jinak dengan perkiraan 0,06 persen.
"Prediksi inflasi Agustus 0,06 persen secara bulanan (MoM) dan 2,8 persen secara tahunan (YoY). Inflasi bulan lalu terjaga karena harga kebutuhan pokok daging telur ayam, cabai, bawang, dan lainnya relatif stabil," kata Damhuri saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (1/9/2016).
Baca Juga
Advertisement
Terjaganya harga sembako dan bahan pangan ini, diperkirakan Damhuri diiringi dengan penurunan harga barang dan jasa yang kembali ke harga normal setelah melewati Hari Raya Idul Fitri di Juli lalu.
Tekanan inflasi, lanjutnya, hanya datang dari kelompok biaya pendidikan di periode Juli sampai September. Namun karena kontribusi inflasi dari pengeluaran ini relatif kecil terhadap inflasi secara umum, maka dampaknya tidak signifikan ke laju inflasi.
"Sumbangan kelompok pengeluaran pendidikan relatif kecil dari inflasi umum hanya 8,5 persen. Jadi tidak signifikan dampaknya," tutur Damhuri.
Terpisah, Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan bahwa Indonesia akan mencetak deflasi di Agustus 2016 sebesar 0,03 persen (MoM) dan secara tahunan 2,78 persen (YoY).
"Karena harga makanan mengalami deflasi (penurunan), maka perkiraannya di Agustus terjadi deflasi 0,03 persen (MoM) dan 2,78 persen (YoY)," ujarnya. (Fik/Ndw)