Sukses

Ini Daftar Pemberi Utang ke Pemerintah RI

Kemenkeu melaporkan total utang pemerintah pusat hingga Juli 2016 turun tipis menjadi Rp 3.359,82 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melaporkan total utang pemerintah pusat sampai dengan posisi Juli 2016 menembus Rp 3.359,82 triliun. Jumlah ini turun tipis dari posisi utang bulan sebelumnya yang sebesar Rp 3.362,74 triliun.

Dari data DJPPR yang dikutip Liputan6.com, Jakarta, Kamis (1/9/2016), realisasi utang Rp 3.359,82 triliun turun Rp 2,92 triliun dari posisi utang hingga periode Juni yang sebesar Rp 3.362,74 triliun.

Namun dalam denominasi dolar AS, total ‎nilai utang pemerintah pusat ini membengkak jadi US$ 256,59 miliar dibanding realisasi sebelumnya US$ 255,14 miliar.

Dirinci lebih dalam, utang pemerintah pusat itu berasal dari pinjaman sebesar Rp 731,48 triliun atau US$ 55,86 miliar hingga Juli 2016 dan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 2.628,34 triliun atau setara US$ 200,73 miliar.

Pencapaian nilai pinjaman tersebut turun Rp 8,51 triliun dari realisasi bulan keenam 2016 yang sebesar Rp 739,99 triliun. Sementara nilai SBN pada periode tersebut justru meningkat Rp 5,59 triliun dari penerbitan SBN hingga Juni lalu sebesar Rp 2.622,75 triliun.   

Data DJPPR menyebutkan, pinjaman senilai Rp 731,48 triliun, terdiri dari pinjaman luar negeri Rp 726,83 triliun yang rinciannya adalah bilateral Rp 334,90 triliun, multilateral Rp 344,27 triliun, komersial bank Rp 47,54 triliun dan suppliers Rp 0,11 triliun. Adapun pinjaman dalam negeri Rp 4,65 triliun.

Utang pemerintah pusat yang bersumber dari penerbitan SBN senilai Rp 2.628,34 triliun, terdiri dari utang dalam denominasi valuta asing Ro 709,97 triliun dan Rp 1.918,36 triliun dari SBN dengan denominasi Rupiah.

Nilai utang hingga Juli yang tercatat Rp 3.359,82 triliun setara dengan rasio 27,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang mencapai Rp 12.627 triliun.

2 dari 3 halaman

Utang bilateral


Adapun 10 negara pemasok utang bilateral Indonesia yang mencapai Rp 334,90 triliun per Juli 2016, meliputi :

1. Jepang dengan pinjaman Rp 223,06 triliun,
2. Prancis Rp 24 triliun
3. Jerman Rp 19,64 triliun
4. Korea Selatan Rp 19,53 triliun
5. China Rp 11,67 triliun
6. Amerika Serikat Rp 9,52 triliun
7. Australia Rp 7,41 triliun
8. Spanyol Rp 3,58 triliun
9. Rusia Rp 3,49 triliun
10. Inggris Rp 2,31 triliun
11. Negara lain Rp 10,69 triliun

Sedangkan pinjaman multilateral senilai Rp 344,27 triliun oleh pemerintah Indonesia berasal dari 6 lembaga keuangan dunia, yakni :

1. Bank Dunia dengan kucuran pinjaman Rp 218,46 triliun
2. Asian Development Bank (ADB) Rp 114,43 triliun
3. Islamic Development Bank (IDB) Rp 8,75 triliun
4. International Fund for Agricultural Development (IFAD) Rp 2,12 triliun
5. Bank Investasi Eropa (EIB) Rp 0,33 triliun
6. Nordick Investment Bank (NIB) Rp 0,19 triliun


3 dari 3 halaman

Bank komersial


Utang yang berasal dari bank komersial senilai Rp 47,54 triliun, antara lain :

1. Amerika Serikat (AS) senilai Rp 9,52 triliun
2. Singapura Rp 8,09 triliun
3. Prancis Rp 8,71 triliun
4. Belanda Rp 6,83 triliun
5. Austria Rp 5,12 triliun
6. Rusia Rp 4,62 triliun
7. Inggris Rp 0,85 triliun
8. Jepang Rp 0,71 triliun
9. Taiwan Rp 0,63 triliun
10. Jerman Rp 0,59 triliun
11. Negara lain Rp 1,88 triliun.

(Fik/Ndw)

Â