Liputan6.com, Jakarta - Saat ini India adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Meskipun produk domestik brutonya sedikit turun menjadi 7,1 persen pada kuartal kedua 2016, tapi masih lebih tinggi ketimbang Tiongkok yang hanya mencapai 6,7 persen.
Penurunan tersebut terjadi karena adanya kegelisahan pada kecepatan reformasi ekonomi, kepemimpinan bank sentral, dan korupsi yang masih terjadi di birokrasi dan regulasi.
Angka tersebut tetap membanggakan, bahkan membuat iri banyak negara lain karena berhasil mengalahkan kekuatan ekonomi Tiongkok. Namun, para ekonom ada yang mempertanyakan validitas stastistik produk domestik bruto itu. Mereka menduga pejabat pemerintah mengubah cara menghitung dan indikator angka tersebut.
Shilan Shah, seorang ekonomi di Capital Economics, seperti ditulis CNN Money, Kamis (1/9/2016), memperkirakan pertumbuhan ekonomi India sebenarnya sekitar 5,5 persen atau 6 persen pada kuartal tersebut.
Baca Juga
Terlepas dari kebenaran angka itu, Perdana Menteri India Narendra Modi saat ini tengah berupaya keras menggenjot perekonomian negaranya. Ia sekarang sedang giat meloloskan kebijakan pajak barang dan pelayan yang baru supaya bisa menembus para legislator. Kalau hal itu berhasil, maka India dapat menyederhanakan sistem pajaknya yang saat ini sangat rumit.
Namun, dengan adanya pemilihan umum pada 2017, para analis khawatir aturan pajak baru tersebut bakal tertunda. Proposal untuk meliberalisasi pasar tenaga kerja dan mereformasi kebijakan kepemilikan tanah pun masih belum jelas kelanjutannya.
Ada juga kendala di infrastruktur yang saat ini belum memadai. Kepergian Kepala Bank Sentral India, Raghuram Rajan, sampai sekarang masih menjadi pertanyaan banyak pihak.
Pemerintah India terus meyakinkan kondisi negaranya masih atraktif bagi para investor. Investasi asing yang masuk ke negaranya meningkat. Angka tersebut tidak bisa dimanipulasi karena modal dari Amerika Serikat saja naik 500 persen dalam dua tahun terakhir menjadi US$ 4,2 miliar.
Para miliarder dunia pun tidak menghentikan investasinya ke India. Potensi konsumsi dari kelas menengahnya dan pekerja usia muda di sana sangat besar. Para petinggi Microsoft, Google, dan Apple telah datang mengunjungi dan berinvestasi di negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir. (Sorta/Ndw)
Advertisement