Sukses

Pertamax Cs Akan Dicampur Fermentasi Tebu di 2017

Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dan Pertamax Plus akan dicampur dengan bioethanol yang berasal dari fermentasi tebu pada 2017

Liputan6.com, Jakarta Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dan Pertamax Plus akan dicampur dengan bioethanol yang berasal dari fermentasi tebu pada 2017. Hal tersebut untuk mendorong penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana mengatakan, setelah melakukan diskusi dengan PT Pertamina (Persero), penerapan campuran bioethanol pada BBM akan diterapkan pada Pertamax dan Pertamax Plus.

"Berdsarkan pembicaraan dengan Pertamina, akan difokuskan ke Pertamax plus dan Pertamax," kata Rida, dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR dengan Kementerian ESDM, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/9/2016).

Menurut Rida, untuk menerapkan program tersebut‎ Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajukan subsidi bioethanol untuk dicampurkan pada Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax sebesar Rp 225 miliar, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2017.

"Subisidi bioethanol ditetapkan dari Harga Indeks Pasar (HIP) Bioethanol dikurang HIP bensin Rp 4.382 per liter," terang ‎Rida.

Menurut Rida, dengan subsidi bioethanol Rp 225 miliar tersebut, ada sebanyak ‎50 ribu Kilo Liter ethanol untuk dicampurkan ke Pertamax dan Pertamax Plus, setiap liter Pertamax akan dicampurkan 2 persen bioethanol. Sedangkan payung hukum campuran bioethanol ke BBM terdapat dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 6034 tahun 2016.

Karena masih sedikitnya produksi ethanol, maka Pertamax dan Pertamax Plus yang dicampur ethanol hanya untuk wilayah yang sudah tersedia fasilitas ‎campuran (blending), seperti Jakarta dan Bandung.

‎"Bahan Bakar yang dicampurkan untuk di wilayah fasilitas blending Jakarta dan Bandung," tutup Rida.

    Video Terkini