Liputan6.com, New York - Harga emas ditutup melemah pada perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) setelah sebelumnya bergerak di dua arah. Ketidakpastian kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menjadi pendorong utama pelemahan harga emas.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (14/8/2016), harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,1 persen ke angka US$ 1.323,70 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Logam mulia ini sempat diperdagangkan pada level US$ 1.330,50 pada awal sesi.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Bill O'Neill, broker di LOGIC Advisors, investor jangka pendek mulai membeli logam mulia ini sesaat setelah terjadi penurunan harga emas. Namun beberapa investor jangka panjang masih gugup untuk menempatkan posisi.
"Tidak ada yang cukup menarik pada perdagangan hari ini. Ada beberapa yang melakukan aksi jual, ada juga yang melakukan aksi beli," jelas dia.
Harga emas telah tertekan dalam sepekan terakhir karena berbagai komentar dari pejabat Bank Sentral AS yang memicu kekhawatiran di kalangan investor.
Beberapa pejabat The Fed cukup yakin bahwa bunga acuan bakal naik segera. Keyakinan tersebut mendorong pelemahan harga emas.
Namun keyakinan tersebut masih diperdebatkan karena ada juga beberapa pejabat Bank Sentral AS yang merasa data-data ekonomi yang ada belum mendukung kenaikan suku bunga.
Dalam jadwal, The Fed akan mengatakan pertemuan pada 20 September nanti. Jelang pertemuan tersebut, harga emas akan masih terus terombang-ambing. (Gdn/ndw)